BANGKALAN - Pemandangan tak biasa terlihat di Galeri Batik Belva, Jalan Raya Ketengan Burneh, Bangkalan, pada Senin (2/12/2024).
Sebanyak 35 mahasiswa asal Australia dengan penuh semangat belajar membatik batik khas Bangkalan.
Para mahasiswa ini secara langsung merasakan pengalaman membuat sketsa batik hingga menggoreskan malam menggunakan canting ke kain.
Batik Bangkalan yang memiliki keunikan tersendiri dibandingkan batik dari daerah lain berhasil mencuri perhatian mereka.
Meskipun waktu untuk belajar membatik terbatas, seluruh peserta tampak menikmati prosesnya. Senyuman terpancar ketika mereka berhasil menyelesaikan motif pada kain batik.
Husnun dan Hosen, pemilik Galeri Batik Belva, merasa bangga galeri mereka terpilih sebagai tempat kegiatan ini.
“Alhamdulillah, Belva sangat senang dan bangga mahasiswa dari Australia bisa edukasi batik di Belva,” ujar Husnun.
Hosen menambahkan, “Dari sekian banyaknya usaha batik, kenapa Belva yang dipilih? Ini menunjukkan suatu kebanggaan bagi kami bisa memberikan dan berbagi ilmu yang kami miliki kepada mahasiswa, khususnya dari luar negeri, yang tidak pernah terjadi sebelumnya.”
Kegiatan ini merupakan rangkaian program culture trip kerja sama Fakultas Hukum Unair dengan universitas di Australia.
Indah Camelia, Ketua Faculty International Office Unair, menjelaskan bahwa program ini tidak hanya mengenalkan keindahan budaya Surabaya dan Madura, tetapi juga nilai-nilai yang melekat pada budaya Indonesia.
“Ini adalah kegiatan culture trip kerja sama antara Fakultas Hukum Unair dengan universitas Australia. Jadi kami melakukan kegiatan perkuliahan kemudian culture trip dari Ampel ke makam Mbah Kholil, Museum Cakraningrat, hingga membatik di Bangkalan. Ada 35 mahasiswa,” jelasnya.
“Karena ini adalah acara culture trip, ini diarahkan juga untuk memperkenalkan bagaimana budaya Indonesia. Tidak hanya kecantikan di Surabaya atau pulau-pulau sekitar, tapi bagaimana kita menghormati budaya, seperti wali songo dan sebagainya,” tambah Indah.
Selain belajar membatik, mahasiswa Australia tersebut juga mengunjungi situs budaya dan religi, seperti Museum Cakraningrat dan makam Mbah Kholil di Mertajasah.
Kegiatan ini diharapkan dapat mempererat hubungan budaya Indonesia dan Australia serta memberikan pengalaman tak terlupakan bagi para peserta. (Moch. Sahid/Dhelfia Ayu)
Editor : Iwan Iwe