PT Kereta Api Indonesia (KAI) meresmikan monumen Lokomotif C 1140 di Stasiun Kediri pada Kamis siang (19/9/2024).
Lokomotif yang pernah beroperasi di Jawa Timur ini kini resmi menjadi ikon di depan Stasiun Kediri, memperingati perjalanan panjang transportasi kereta api dan kontribusinya terhadap perekonomian di wilayah tersebut.
Monumen ini diresmikan oleh Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo pada Kamis, (19/9/2024).
Pendirian monumen ini merupakan bagian dari upaya PT KAI untuk melestarikan sejarah perkeretaapian Indonesia, terutama di wilayah Jawa Timur.
Baca Juga : Persiapan Uji Beban, Jembatan Semampir Kota Kediri Ditutup Sementara
“Lokomotif ini dijadikan monumen karena ada arti penting. Lokomotif ini membangun transportasi di Jawa Timur, termasuk di Kota Kediri,” ujar Didiek saat ditemui pasca peresmian
“Jadi merupakan suatu pengingat yang menjadikan kita itu menghargai sejarah. Karena kita bisa berhasil seperti saat ini karena pejuang-pejuang yang dulu salah satunya adalah untuk layanan kereta api,” ujar Didiek dalam sambutannya.
Lokomotif seri C11 ini didatangkan oleh Staatsspoorwegen (SS) antara tahun 1879 hingga 1891.
Baca Juga : Dapat Intruksi Pusat, PROJO Siap Menangkan Mbak Vinanda - Gus Qowim di Pilwali Kediri 2024
Pada masanya, lokomotif ini memainkan peran penting dalam menghubungkan kota-kota besar di Jawa Timur dan mendukung perkembangan ekonomi di wilayah tersebut.
Selain menghadirkan monumen, PT KAI juga melakukan penataan kawasan di sekitar Stasiun Kediri untuk meningkatkan layanan kepada pengguna jasa kereta api.
Penataan tersebut meliputi perluasan area parkir dan penyediaan akses jalan baru alternatif di lahan PT KAI. Hal ini dilakukan guna mendukung rencana penataan Kota Kediri secara keseluruhan.
Baca Juga : Polres Kediri Kota Gelar Doa Bersama Untuk Pilkada Aman dan Damai
“Kita meresmikan monumen lokomotif C 1140 sebagai bagian daripada penataan Stasiun Kediri. Ini merupakan kolaborasi antara pemerintah Kota Kediri bersama PT KAI dalam rangka menata transportasi, salah satunya kereta api,” kata Didiek.
Ia juga menambahkan bahwa kereta api di Kediri memberikan kontribusi signifikan terhadap kelangsungan perekonomian kota ini, dan penataan stasiun merupakan wujud transformasi layanan yang lebih nyaman dan berkonsep green sustainability.
“Penataan stasiun ini merupakan salah satu bentuk transformasi layanan, bagaimana kita memberikan layanan yang lebih nyaman, lebih manusiawi, dan berkonsep green sustainability,” jelasnya.
Baca Juga : Tiga Sekolah Di Kota Kediri Raih Penghargaan Adiwiyata Dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Lokomotif C 1140 diresmikan sebagai kado dari PT KAI yang akan merayakan ulang tahun ke-79 pada 28 September 2024, sekaligus sebagai hadiah bagi Kota Kediri yang baru merayakan ulang tahun pada 27 Juli lalu.
Pj Walikota Kediri, Zanariah, merasa bersyukur dan bangga atas kepercayaan yang diberikan oleh PT KAI untuk mendirikan monumen tersebut.
“Kita bersyukur PT KAI sudah memilih salah satu kota di Jawa Timur yang pertama setelah Madiun untuk meletakkan lokomotif uapnya ke kita dan itu sejarahnya panjang,” ujar Zanariah.
Baca Juga : Ketua KONI Kota Kediri Akan Tambah Besaran Bonus Atlet Untuk Porprov 2025
Ia juga menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan monumen ini karena usianya yang sudah mencapai 150 tahun.
“Lokomotif ini usianya sudah 150 tahun. Semoga itu bisa menjadi kebanggaan kita semua dan harus kita jaga,” tambahnya.
Zanariah juga mengungkapkan harapannya untuk penghijauan wilayah Kediri melalui penanaman pohon buah asli, sebagai bagian dari kolaborasi dengan PT KAI dalam menjaga keberlanjutan lingkungan di sekitar Stasiun Kediri.
“Tadi kita dengar janji dari Dirut dan jajaran bahwa menghijaukan wilayah Kota kediri yang menjadi asetnya PT KAI dengan tanaman pohon-pohon buah asli Kediri,” tuturnya.
Monumen Lokomotif C 1140 ini diharapkan tidak hanya mempercantik Stasiun Kediri, tetapi juga menjadi pengingat akan pentingnya peran kereta api dalam perkembangan transportasi dan ekonomi di Indonesia, khususnya di wilayah Jawa Timur.(Beny Kurniawan/Miftakhu AlfI Sa'idin)
Editor : Iwan Iwe