MAGETAN - Kabar duka datang dari dunia pendakian Indonesia. Mbok Yem, sosok legendaris yang dikenal sebagai penjaga warung tertinggi di Pulau Jawa di kawasan Hargo Dalem, Gunung Lawu, meninggal dunia pada Rabu, 23 April 2025, sekitar pukul 14.00 WIB. Ia menghembuskan napas terakhir di kediamannya di Dusun Dagung RT 021 RW 003, Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, dalam usia 82 tahun.
Sebelum wafat, Mbok Yem sempat dirawat di RSU Aisyiyah Ponorogo akibat penyakit pneumonia. Ia turun dari Gunung Lawu dengan ditandu oleh enam orang pendaki pada awal Ramadan 2025, menandai akhir dari pengabdiannya selama lebih dari tiga dekade menjaga warung di ketinggian sekitar 3.150 meter di atas permukaan laut.
Kerabat Almarhumah, Syaifuddin Zuhri mengungkapkan, Mbok Yem dirawat selama dua minggu di rumah sakit, sebelum akhirnya diijinkan pulang karena kondisinya membaik.
"Keluhan yang sebelumnya dirasakan sudah hilang," ujar Syaifudin Zuhri.
Baca Juga : Diduga Sakit Lambung dan Depresi, Tahanan Titipan PN Situbondo Meninggal Dunia di Rumah Sakit
Dalam hari-hari terakhirnya, Mbok Yem sempat menyampaikan keinginan untuk berhenti menjaga warung dan lebih banyak menghabiskan waktu bersama cucu-cucunya. Namun, kondisi kesehatan perempuan bernama lengkap Wakiyem kembali menurun setelah tiga hari menolak makan dan minum. Sehari sebelum meninggal, ia hanya meminta untuk dimandikan.
"Sudah tiga hari ini Mbok Yem tidak mau makan dan minum. Kemarin beliau minta dimandikan, lalu tidur, dan akhirnya meninggal dunia saat tidur," imbuh Syaifudin.
Jenazah Mbok Yem dimakamkan pada pukul 19.00 WIB di pemakaman yang berada tak jauh dari kediamannya di Dusun Dagung, Desa Gonggang, setelah anak-anaknya berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir kepada ibunda tercinta.
Baca Juga : Indonesia Berduka, Musisi Legendaris Titiek Puspa Tutup Usia
Kepergian Mbok Yem meninggalkan duka mendalam bagi komunitas pendaki dan masyarakat sekitar. Banyak pendaki mengungkapkan kenangan mereka bersama Mbok Yem melalui media sosial, menyebut beliau sebagai sosok inspiratif dan penuh kasih.
Warung Mbok Yem dikenal luas sebagai tempat singgah para pendaki untuk beristirahat dan menikmati hidangan hangat seperti nasi pecel, kopi, dan teh. Keberadaan warung tersebut tidak hanya menjadi penyambung hidup bagi para pendaki, tetapi juga simbol keramahan dan keteguhan di tengah kerasnya alam Gunung Lawu.
Hingga kini, belum ada informasi resmi mengenai siapa yang akan melanjutkan warung legendaris tersebut. Namun satu hal yang pasti, nama Mbok Yem akan selalu dikenang sebagai legenda Gunung Lawu yang jasanya abadi dalam cerita para penakluk ketinggian.(Ramdhan Rio)
Editor : A. Ramadhan