Tren foto idol K-Pop berbasis kecerdasan buatan (AI) makin ramai di media sosial. Jika sebelumnya editan hanya sebatas menampilkan gaya estetik, belakangan muncul tren baru berupa foto polaroid idol yang seolah-olah berpose dengan penggemar. Konten itu semakin kontroversial setelah sejumlah hasil editan memperlihatkan adegan ciuman bahkan interaksi tak pantas, sehingga memicu kemarahan banyak pihak. Bahkan ini tidak hanya berlaku di Industri dunia hiburan Korea, namun hingga ke kancah Internasional banyak artis ataupun public figure yang wajah nya di edit menggunakan ai ini.
Fandom besar menilai tren ini sudah melewati batas. Mereka menyerukan agar penggemar berhenti membuat dan menyebarkan konten semacam itu, karena bukan hanya merusak citra idol, tetapi juga berpotensi melanggar hukum. “Foto polaroid mesra mungkin terlihat lucu, tapi kalau sampai ada adegan vulgar itu sudah pelecehan,” tulis seorang warganet di platform X.
Agensi hiburan di Korea Selatan pun turun tangan. Beberapa manajemen artis mengeluarkan peringatan resmi bahwa penggunaan wajah artis dalam konten deepfake, khususnya yang bernuansa seksual, merupakan pelanggaran serius. Mereka menegaskan siap mengambil langkah hukum terhadap pembuat maupun penyebar konten semacam itu. Kasus serupa pernah mencuat pada 2021 ketika ribuan video deepfake idol wanita tersebar di forum daring internasional dan menimbulkan kehebohan global.
Baca Juga : Mission: Impossible – The Final Reckoning: Misi Terakhir Ethan Hunt?
Pakar komunikasi digital menekankan bahwa tren polaroid AI idol adalah contoh nyata sisi gelap teknologi yang tidak diimbangi literasi digital. “Ada garis tipis antara kreativitas dan pelecehan. Begitu wajah seseorang dipakai untuk adegan vulgar, itu bukan lagi karya, melainkan eksploitasi,” ujarnya.
Sebagian penggemar menawarkan solusi sehat dengan tetap berkreasi menggunakan fan art manual atau aplikasi desain grafis non-AI. Cara ini dianggap lebih aman sekaligus tetap menghormati privasi idol.
Baca Juga : Membedah Fenomena Brain Rot yang Populer di Kalangan Gen Alpha
Fenomena ini juga relevan dengan agenda Sustainable Development Goals (SDGs), terutama SDG 5 (Kesetaraan Gender) dan SDG 16 (Institusi yang Kuat dan Adil), yang menekankan pentingnya ruang digital yang aman serta bebas dari pelecehan dalam bentuk apa pun.
Hingga kini, perdebatan masih berlangsung apakah tren AI idol, khususnya dalam format polaroid mesra, hanya sekadar hiburan kreatif, atau sudah masuk ranah pelanggaran etika dan hukum. (Fadillah Putri Pri Utari)
Baca Juga : Politik di Era AI: Apakah Demokrasi Terancam?
Editor : M Fakhrurrozi