SURABAYA - Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jatim) menggelar kegiatan Penyegaran Bahasa Indonesia bagi Insan Media, Senin (22/9/2025). Acara ini bertujuan membekali para jurnalis dengan keterampilan berbahasa yang baik dan benar, khususnya dalam penulisan berita.
Kegiatan yang berlangsung di Aula Cut Nyak Dien, BBP Jatim ini, diikuti oleh 50 pelaku media, baik dari media cetak, elektronik, daring, maupun pengelola media sosial di Surabaya.
Menurut Kepala BBP Jatim, Puji Retno Hardiningtyas, acara ini menjadi bentuk Pembinaan Kemahiran Berbahasa Indonesia (PKBI) yang penting untuk menjaga kualitas bahasa di ruang publik.
"Bahasa Indonesia di media massa adalah wajah bangsa. Melalui penyegaran kebahasaan ini, kami berharap para jurnalis semakin terampil menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, tanpa kehilangan daya kritis serta kekhasan jurnalistiknya," ujar Retno saat menyampaikan sambutan.
Baca Juga : PWI Mojokerto Kecam Kekerasan terhadap Wartawan Radar Situbondo
Acara ini menghadirkan tiga narasumber yang mendalami pentingnya penguasaan bahasa bagi jurnalis. Penerjemah Ahli Madya BBP Jatim, Awaludin Rusiandi, membahas tentang penggunaan kaidah bahasa Indonesia dalam ranah jurnalistik. Dalam paparannya, Sandi mengingatkan bahwa ketelitian dalam penggunaan ejaan dan pilihan kata sangat krusial.
"Bahasa jurnalistik harus lugas, jelas, dan sesuai kaidah. Kesalahan sekecil apa pun, misalnya dalam ejaan atau pilihan kata, bisa mengubah makna dan menurunkan kredibilitas media," jelas Sandi.
Selaras dengan hal tersebut, Ketua PWI Jawa Timur, Wahyu Kuncoro, menyoroti tantangan jurnalis di era digital yang dituntut serba cepat. Ia menekankan bahwa kecepatan tidak boleh mengorbankan ketepatan bahasa.
Baca Juga : Mbak Wali Raih Penghargaan Tokoh Muda Pemberdaya Masyarakat
"Di era digital, jurnalis dituntut serba cepat. Namun, kecepatan tidak boleh mengorbankan ketepatan bahasa. Justru, bahasa yang baik akan meningkatkan kepercayaan publik terhadap media," ungkap Wahyu.
Sementara itu, Ketua AJI Kota Surabaya, Andre Yuris, membahas tantangan penulisan esai di media. Menurutnya, meskipun esai membutuhkan keluwesan bahasa, kaidah yang benar harus tetap menjadi pijakan agar tulisan mudah dipahami dan bernilai.
“Menulis esai membutuhkan keluwesan bahasa. Namun, keluwesan itu tetap harus berpijak pada kaidah bahasa yang benar agar tulisan enak dibaca sekaligus bernilai,” kata Andre.
Baca Juga : Awali HPN 2025, PWI Jatim Gelar Jalan Sehat Berhadiah Umrah
Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran kolektif bahwa bahasa Indonesia yang baik dan benar adalah kunci utama dalam menyampaikan informasi yang akurat dan dapat dipercaya kepada masyarakat. (*)
Editor : A. Ramadhan