JAKARTA - Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB-IDI) menyarankan menu dalam program Makan Bergizi Gratis mengikuti panduan "Isi Piringku" dari Kementerian Kesehatan RI.
Hal tersebut dikarenakan panduan dengan gizi seimbang terutama dalam penentuan lauk pauk dengan porsi yang tepat bagi anak-anak.
Pemengaruh kesehatan dari PB-IDI, DR. Dr. Tan Shot Yan, M.Hum, dalam diskusi daring di Jakarta, Rabu (8/1/2025), memaparkan bahwa panduan tersebut bisa menjadi patokan.
Menurutnya, pemerintah perlu memahami konsep dari makanan sehat. Artinya, ini bisa memiliki bentuk dan cita rasa dalam bentuk asli. Dalam hal ini, tidak banyak menggunakan makanan berproses.
"Jadi kita berharap juga Makan Bergizi Gratis tidak meng-endorse justru menu gorengan, ya. Begitu pula dengan daging yang diprosesn, diawetkan, ya," tuturnya, dikutip dari ANTARA.
Lebih lanjut, Tan menjeleskan bahwa makanan seimbang adalah kebutuhan makronutrien anak dapat terpenuhi. Contohnya seperti karbohidrat, protein, hingga lemak.
Tan memberi contoh ketika sarapan dapat berupa menu seperti pisang, pecel, hingga lontong. Sementara, makan siang bisa menggunakan menu jeruk, sup kacang merah, hingga singkong.
Pemerintah juga diminta waspada terhadap pilihan menu yang dapat merugikan kekebalan tubuh anak-anak.
Menurut Tan, gula tambahan atau pemanis dapat menurunkan fungsi imunitas. Ini juga membuat gula darah tinggi sehingga merusak keseimbangan dalam respons tubuh.
Selain itu, Tan juga meminta untuk menghindari produk tinggi garam sebab dapat menghambat fungsi normal imunitas dan memperbutuk kondisi penyakit autoimun.
Tan juga menyebutkan bahwa daging prosesan atau diawetkan patut diwaspadai. Lemak jenuh yang tinggi dan rendahnya lematk tak jenuh dinilai dapat mengacaukan sistem kekebalan tubuh.
Editor : Khasan Rochmad