LUMAJANG - Warga kaki Gunung Semeru, Desa Wonokerto, Kecamatan Gucialit, Kabupaten Lumajang punya cara tersendiri dalam melestarikan tradisi bersih desa. Warga setempat menggelar pertunjukkan wayang. Selain sebagai wujud rasa syukur atas limpahan rejeki, kegiatan ini juga sebagai ritual membersihkan dan mengusir segala keburukan atau musibah.
Karena kegiatan bersamaan dengan Hari Kemerdekaan, warga sekaligus menggelar ruwatan desa. Dalam kegiatan ini, warga setiap dusun membawa makanan sendiri. Selanjutnya, makanan dibawa ke balai desa untuk diadakan ritual ruwatan. Sebelum dimakan bersama digelar doa bersama terlebih dahulu.
“Jadi pak dalang juga mengadakan ruwatan. Ritualnya masyarakat dari masing-masing dusun diawali mengadakan barik’an setiap dusun itu kembul bujana, makan bersama di setiap dusun setelah itu masing-masing dukun desa atau masing-masing dukun dukuh ini datang ke balai desa untuk dilakukan ruwatan desa,” papar Tupin, Kepala Desa Wonokerto.
Pagelaran kesenian yang menjadi tradisi turun temurun warga ini juga dilengkapi dengan penyucian beragam pusaka peninggalan para leluhur serta makanan atau sesajen ritual seperti bubur, buah pisang, buah kelapa, dan sebagainya.
Kesenian wayang memiliki makna yang dalam bagi warga. Tak hanya menjadi simbol syi'ar tentang nilai sosial dan keberagaman dalam menjunjung kehidupan yang saling peduli dan tolong menolong tetapi ajaran itu juga tersirat dalam cerita sejumlah tokoh pewayangan yang dilakukan oleh dalang.(Yongki Nugroho)
Editor : M Fakhrurrozi