MOJOKERTO - Aira Lubna, siswi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Taruna Nusa Harapan (TNH) Kota Mojokerto menjadi perbincangan di kalangan penggemar hiburan tanah air.
Pelajar kelas 8 ini sudah membintangi sejumlah film. Yang terbaru, Aira Lubna, menjadi pemeran pembantu utama di film horor Desa Mati The Movie.
Selain film Desa Mati The Movie harapan KAMI Sinema, Aira Lubna juga membintangi film Kembang Kantil. Film horor ini merupakan film pertamanya di dunia hiburan.
"Saat itu, saya masih duduk di bangku kelas 1 SD," ujar Aira kepada portaljtv.com, Selasa (18/2/2025).
Sukses di film pertama, Aira menjadi pemeran film horor Rasuk 2. Di film yang disutradarai Rizal Mantovani ini, Aira bermain dengan artis Nikita Willy.
Setelah menjalani dua film layar lebar, Aira yang bercita-cita sebagai seorang dokter ini pun mendapatkan tawaran main sinetron di salah satu televisi swasta berjudul Nyi Roro Kidul. Meski hanya bermain lima episode namun diakuinya cukup menguras waktu dan tenaganya.
"Tawaran sinetron produksi MNC Pictures tahun 2019, Nyi Roro Kidul hanya 5 episode. Beberapa adegan cukup menguras energi karena film drama kolosal. Setelah itu, ikut terlibat dalam reality show di salah satu televisi swasta, Si Kecil Tangguh sebagai sosok donatur," tutur pelajar asal Desa Banjaragung, Kecamatan Puri, Kabupaten Mojokerto ini.
Hingga di tahun 2023 lalu, ia kembali mendapat tawaran main film ketiganya yang masih bergenre horor yakni Desa Mati. Film yang digarap oleh sutradara Sipu Groso, dengan menggandeng sederet aktor ternama, seperti Samuel Rizal dan Kiesha Alavaro ini akan tayang di bioskop serentak di Indonesia pada 6 Maret mendatang.
"Syuting di Gunung Kidul, Yogjakarta hanya 2 minggu. Aira berperan sebagai Ayu, anak kecil di Desa Mati yang dipasung yang kemudian diselamatkan oleh lima mahasiswa yang rekreasi ke air terjun dan tersesat di Desa Mati itu. Sebagai pemeran pembantu utama, tokoh sentar," urainya.
Aira Lubna mengaku, banyak tantangan yang harus dihadapi dalam menjalankan perannya di film ketiganya.
"Tantangannya ngantuk, sering hujan, sering mati lampu karena di sana tidak ada listrik. Benar-benar desa mati, tidak takut karena dapatnya film dengan genre horor," ujarnya.
Aira berharap kedepannya ia mendapatkan peran di film dengan genre lain. Sehingga ia bisa mendapatkan pengalaman baru. Ia mengaku jika selama ini belajar acting otodidak, ia tidak sekolah atau les acting untuk mempertajam kemampuannya dalam dunia acting.
"Kalau nantinya bisa menjadi artis terkenal, saya berharap itu hanya kerja sampingannya karena saya bercita-cita sebagai seorang dokter sehingga meskipun syuting dan dapat izin dari sekolah tapi di lokasi tetap belajar agar tidak ketinggalan," pungkasnya.
Sementara itu, Erti Sofiya, ibu kandung Aira Lubna mengungkapkan perjuangan anaknya masuk ke dunia hiburan tanah air.
"Awalnya mengeluti dunia modeling di tahun 2018. Saat itu, Aira berhasil meraih Juara 1 Foto Genic. Dari modeling, ia lalu merambah ke dunia acting," ungkapnya.
Paras ayu, lanjutnya membawa Aira masuk ke dunia hiburan dan membintangi film horor.
"Tidak serta merta dapat tawaran main di film layar lebar. Jatuh bangun juga tapi setelah tawaran film pertama itu, langsing dapat tawaran film kedua. Iya genre film horor, perannya menurutnya tidak terlalu menantang tapi anaknya suka," terang Erti Sofiya.
Meski serius mengeluti dunia acting namun Aira tak meninggalkan pendidikannya. Sang ibu secara langsung mendampingi dalam proses syuting sehingga ia tahu kebiasaan putri tinggalnya tersebut. Menurutnya jika ada waktu longgar, Aira belajar agar tidak ketinggalan pelajaran.
"Orang tua hanya support, semua kemauan anaknya. Memang dia bercita-cita sebagai dokter sehingga jika ada waktu luang saat syuting selalu buat belajar, kemarin tahun 2024 berhasil Juara 8 Olimpiade Sains Nasional (OSN). Harapannya meski aktif di akting tapi tetap berprestasi di sekolah," harapnya. (*)
Editor : M Fakhrurrozi