MADIUN - Setiap 1 Oktober, Kabupaten Madiun secara rutin melaksanakan upacara Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek, Kecamatan Wungu.
Upacara khidmat tersebut diikuti oleh Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, Polri hingga pelajar.
Monumen Kresek menjadi saksi bisu tragedi pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) yang dipimpin oleh Musso dan Amir Syarifuddin di wilayah Madiun Raya, yang dikenal dengan sebutan Madiun Affairs.
Peristiwa yang terjadi pada tahun 1948 tersebut menelan banyak korban, termasuk pejabat, aparat, tokoh agama, hingga wartawan.
Baca Juga : Monumen Kresek, Saksi Bisu Kekejaman PKI 1948 di Madiun
Pada tanggal 18 hingga 26 September 1948, pasukan Musso dan Amir Syarifuddin menduduki Madiun dan mendirikan negara "Soviet Madiun".
Kekacauan tersebut diakhiri pada 30 September ketika Tentara Nasional Indonesia mulai melakukan serangan untuk mengendalikan situasi.
Madiun akhirnya dikepung oleh Divisi Siliwangi dari barat dan Divisi Sungkono dari timur untuk mengakhiri pemberontakan tersebut.
Dalam upacara yang digelar di Monumen Kresek, Pj Bupati Madiun, Tontro Pahlawanto, mengingatkan bahwa peristiwa kelam ini membawa dampak mendalam bagi warga Madiun.
Pemerintah Kabupaten Madiun terus mengajak masyarakat untuk menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila agar stigma terkait pemberontakan PKI di Madiun perlahan berubah di mata masyarakat luar.
"Peristiwa kelam pemberontakan PKI di Madiun menjadi bagian sejarah yang menyisakan luka bagi masyarakat Madiun. Oleh karena itu, kami mengajak seluruh masyarakat untuk bersama-sama menjaga nilai-nilai Pancasila agar citra Madiun tidak lagi dikaitkan dengan stigma tersebut," ujar Tontro Pahlawanto.
Selain sebagai tempat peringatan Hari Kesaktian Pancasila, Monumen Kresek setiap bulan ramai dikunjungi oleh wisatawan dan pelajar sebagai destinasi wisata edukasi.
Monumen ini tidak hanya menjadi pengingat sejarah kelam, tetapi juga tempat yang dapat memberikan pembelajaran penting bagi generasi muda tentang pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Monumen Kresek diharapkan dapat memperkuat semangat masyarakat untuk menjunjung tinggi nilai-nilai luhur Pancasila dan melupakan masa lalu yang kelam.
Dengan upaya ini, stigma negatif yang melekat pada Madiun akibat peristiwa tahun 1948 dapat perlahan terhapus, dan Madiun akan lebih dikenal sebagai daerah yang menjunjung tinggi Pancasila.(Tova Pradana/Selvina Apriyanti)
Editor : Iwan Iwe