MOJOKERTO - Sebagian besar masyarakat enggan untuk membuat pupuk kompos sendiri. Kurangnya pemahaman mengenai proses pembuatannya melatar belakangi Arina Vidia Ayuningtyas, mahasiswi Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Surabaya menciptakan pupuk alternatif berbahan limbah dapur. Mahasiswi KKN Reguler 14 Untag Surabaya ini menggelar “Pelatihan Pembuatan Pupuk Kompos Cair dan Kompos Kering melaui Pemanfaatan Bahan Organik” kepada masyarakat Desa Segunung, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto.
Arina Vidia mengatakan di samping sebagai sarana kepedulian terhadap lingkungan, kegiatan pelatihan ini juga bertujuan untuk meningkatkan perekonomian warga Desa Segunung dengan memanfaatkan limbah organik dari hasil sampah organik rumah tangga dan juga pertanian.
Bahan bahan yang diperlukan dalam pembuatan pupuk adalah sampah dapur atau sampah hasil pertanian yang tidak digunakan seperti gedebog jagung, EM4, Kecap sebagai pengganti tetes tebu.
“Pupuk organik ini sangat menguntungkan dan ramah lingkungan, umumnya pupuk organik tidak menyebabkan tanah dan tanaman menjadi rusak walaupun digunakan setiap saat. Pupuk cair dan kering ini ramah lingkungan, mudah didapat, dan ramah kantong dibandingkan dengan harga pupuk anorganik yang semakin melangit,” ungkap Arina Vidia.
Dengan adanya kegiatan pelatihan pembuatan pupuk kompos kering dan pupuk kompos cair dari pemanfaatan sampah organik dapat mengubah pandangan masyarakat tentang sampah yang dapat diolah menjadi pupuk yang bermanfaat untuk meningkatkan ekonomi keluarga. Selain itu, kegiatan mahasiswa KKN Reguler 14 dapat bermanfaat bagi masyarakat Desa Segunung.
Pelatihan disambut antusias warga untuk memahami pemanfaatan sampah organik yang dapat dijadikan pupuk kompos. Warga merasa pelatihan ini sangat bermanfaat karena bahan yang mudah didapat serta tidak mengeluarkan banyak biaya dalam pembuatannya.
Dengan mengetahui manfaat kompos diharapkan Petani dan Warga Desa Segunung dapat mengaplikasikan pengetahuan tersebut dan mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah organik serta menambah nilai guna sampah organik tersebut.
Sampah saat ini memang menjadi permasalahan yang sering dijumpai di berbagai tempat. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk, produksi sampah juga mengalami peningkatan. Keterbatasan sarana pembuangan sampah dan kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan mengakibatkan masyarakat membuang sampah tidak di tempatnya. Hal ini yang menyebabkan pencemaran lingkungan. Pengelolaan sampah yang dapat diolah menjadi produk yang bernilai, antara.lain dengan menjadikannya kompos cair atau kering. (*)
Editor : Ferry Maulina