KOTA BATU - Memasuki usia ke-22 tahun, Kota Batu mulai mampu mengendalikan kestabilan inflasi dan menjaga pertumbuhan ekonomi yang cukup baik. Terjaganya inflasi dan pertumbuhan ekonomi pun diklaim membuat angka kemiskinan dan pengangguran menurun.
Di penghujung tahun ini, angka kemiskinan Kota Batu menjadi yang terendah di Jawa Timur dengan angka 3,31 persen. Berdasarkan data dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susesnas) Badan Pusat Statistik (BPS), Kota Batu menduduki peringkat ke 38 persentase penduduk miskin menurut kabupaten/kota di Jawa Timur.
Persentase penduduk miskin menurun sebesar 0,48 poin dibandingkan Tahun 2022 sebesar 3,79 persen per Maret 2023. Sedangkan garis kemiskinan Kota Batu, tercatat sebesar Rp 613.985,- perkapita perbulan, atau bertambah Rp 49.975,- per kapita perbulan.
Angka tersebut meningkat 8,86 persen dibandingkan Tahun 2022. Sedangkan untuk jumlah penduduk miskin Kota Batu tercatat sebesar 7.100 orang atau menurun 950 orang dibandingkan Tahun 2022 yang mencapai jumlah 8.050 orang.
Di samping itu, Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan juga mengalami penurunan. Yakni dari 0,64 point pada tahun 2022, kini menjadi 0,29 point di 2023.
Selain itu, Indeks Keparahan Kemiskinan mengalami penurunan dari 0,16 menjadi 0,06 atau turun sekitar 0,10 poin. Kondisi penduduk miskin di Kota Batu pada Tahun 2023 cenderung lebih homogen tidak terlalu parah dibandingkan tahun sebelumnya.
Kondisi ini memberikan peluang untuk mengentaskan kemiskinan dengan upaya yang lebih mudah dibandingkan tahun sebelumnya, meskipun terdapat tantangan dari segi kenaikan garis kemiskinan.
Menanggapi data statistik angka kemiskinan di Kota Batu tersebut, Pj. Walikota Batu, Aries Agung Paewai mengaku sangat gembira. Ia berharap dengan semakin pulihnya kinerja perekonomian daerah, maka akan semakin meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan menurunkan angka kemiskinan.
Oleh karena itu, ia mengajak kepada seluruh masyarakat untuk tetap fokus pada 3 sektor unggulan daerah, yaitu pariwisata, pertanian dan UMKM.
Pengembangan 3 sektor unggulan ini, lanjutnya, terbukti ampuh dalam mengatasi permasalahan kemiskinan dan pengangguran di masyarakat.
"Tentu saja kita sangat senang dengan informasi yang disampaikan BPS Kota Batu. Oleh karena itu, kita harus lebih fokus lagi dalam pengembangan 3 sektor unggulan kita, pariwisata, pertanian dan UMKM, yang terbukti sangat efektif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menurunkan angka kemiskinan dan pengangguran di Kota Batu," jelasnya.
Oleh karena itu, Pj Aries berharap sinergitas dan kolaborasi seluruh elemen masyarakat sangat penting untuk terus dilakukan, baik DPRD, Forkopimda, Pengusaha, Pemerintahan Desa dan Kelurahan, untuk bersama-sama memiliki tujuan yang sama mengembangkan pariwisata, pertanian dan UMKM.
Termasuk terus meningkatkan fasilitas dan infrastruktur pariwisata, memberikan bantuan kelompok tani, dan juga memfasilitasi pengembangan UMKM agar naik kelas, baik melalui permodalan, pelatihan dan pendampingan agar produk yang dihasilkan lebih berkualitas.
"Kita berharap sinergitas dan kolaborasi terus ditingkatkan, baik jajaran pemerintah, DPRD, Forkopimda, Pengusaha hingga Pemerintahan Desa dan Kelurahan, agar memiliki tujuan sama mengembangkan 3 sektor unggulan, pariwisata, pertanian dan UMKM. Termasuk terus meningkatkan fasilitas dan infrastruktur pariwisata, memberikan bantuan kelompok tani, dan juga memfasilitasi pengembangan UMKM agar naik kelas, baik melalui permodalan, pelatihan dan pendampingan agar produk yang dihasilkan lebih berkualitas," jelasnya.
Pj Aries juga menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh masyarakat, yang telah bersama-sama pemerintah untuk membangun kepedulian terhadap masyarakat yang kurang mampu. Ia memastikan bahwa Pemerintah akan selalu hadir untuk memberikan bantuan kepada masyarakat kurang mampu, membangun kepedulian dan kebersamaan, minimal mereka mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.
"Capaian ini merupakan kerja bersama kita, dan pemerintah akan selalu hadir untuk memastikan mereka yang kurang beruntung akan terpenuhi minimal kebutuhan dasarnya," pungkasnya.
Terdapat 5 kabupaten dan kota dengan angka kemiskinan terendah yaitu Kota Malang 4,26 persen, Kota Surabaya 4,65 persen, Kota Madiun 4,74 persen dan Kabupaten Sidoarjo 5,0 persen. Sementara itu, angka kemiskinan tertinggi yaitu Kabuapten Sampang sebesar 21,76 persen. Dan rata-rata angka kemiskinan di Jawa Timur sebesar 10,35 persen.(Rafli Firmansyah)
Editor : Arif Junaidi