JAKARTA - Dalam debat perdana pilpres 2024, calon urut nomor 2 Prabowo Subianto mendapatkan pertanyaan seputar pelanggaran HAM berat. Calon nomor urut 3 Ganjar Pranowo mempertanyakan apakah Prabowo akan membuat pengadilan HAM apabila terpilih menjadi presiden. Namun Prabowo merasa tersindir karena selalu ditanya tentang masalah tersebut ketika maju sebagai capres.
“Izin baca data ada 12 kasus pelanggaran HAM berat yang dikeluarkan sejak (peristiwa) 65 sampai (kasus) Wamena. Tahun 2009 DPR mengeluarkan empat rekomendasi kepada Presiden. Kalau bapak ada di situ, apa Bapak membuat pengadilan HAM kemudian apakah bisa membantu menemukan kuburnya yang hilang?,” tanya Ganjar dalam debat perdana pilpres 2024 di gedung KPU, Selasa (12/12/2023).
Prabowo pun menjawab bahwa masalah tersebut ditangani oleh Menkopolhukam yang merupakan cawapres dari Ganjar. “Anda sebut 2009 kan, masalah ini ditangani oleh wakil presiden anda. Jadi apalagi yang mau ditanyakan kepada saya? Saya sudah jawab berkali-berkali, polling saya naik ketika ditanyakan seperti itu,” jawab Prabowo.
Prabowo meminta agar masalah HAM tidak dipolitisasi. ”Tahun ini berapa orang hilang di DKI? Ada mayat yang ditemukan, dan sebagainya. Come on, Mas Ganjar. Saya merasa bahwa saya yang sangat keras membela HAM. Nyatanya, orang-orang yang dulu ditahan, tapol-tapol yang katanya saya culik, di pihak saya dan membela saya,” kata Prabowo.
Baca Juga : Pengamat Politik Prediksi Cak Imin Dongkrak Suara Anies di Jawa Timur
Ganjar pun kembali menimpali jawaban Prabowo yang dianggap tidak tegas menjawab pertanyannya. “Pak Prabowo sosok yang tegas, sayang pada dua jawaban tidak punya ketegasan itu. Pertanyaan saya sekadar itu. Dua ini sama-sama tidak dijawab. Kalau saya jadi presiden, saya akan bereskan,” kata Ganjar.
Prabowo pun kesal dianggap tidak tegas. “Lho, kok saya dibilang tidak tegas?, Masalah yang bapak tanyakan agak tendensius. Kenapa 13 orang (hilang) ditanyakan kepada saya? Dan wakil bapak (Mahfud MD) yang mengurus ini,” kata Prabowo. (sof)
Editor : Sofyan Hendra