MOJOKERTO - Banjir yang merendam Desa Tempuran, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto tak kunjung surut. Hingga hari ketiga, ketinggian air masih cukup tinggi berkisar hingga 150 cm.
Kondisi ini membuat warga memilih mengungsi. Petugas gabungan membantu mengevakuasi warga ke tempat pengungsian yang sudah disiapkan. Dengan menggunakan perahu karet, petugas mengevakuasi khususnya anak-anak, perempuan dan lanjut usia (lansia). Tak hanya warga, ternak warga pun ikut dievakuasi ke tempat yang lebih aman.
Salah satu warga, Prasetyo mengatakan, banjir mengenangi Desa Tempuran sudah memasuki hari ketiga.
"Saat ini, ketinggiannya ada yang sepinggang sampai dada orang dewasa. Yang terparah di Dusun Bekucuk, beberapa warga sudah mulai mengungsi," ungkapnya, Selasa (10/12/2024).
Baca Juga : Tinjau Banjir Mojokerto, Khofifah: Sungai Penuh Enceng Gondok
Prasetyo membenarkan, tak hanya warga yang mengungsi namun hewan ternak milik warga juga dievakuasi ke tempat yang lebih aman. Air banjir masih merendam dua dusun di Desa Tempuran lantaran debit air Sungai Avour Watudakon yang tinggi akibat hujan yang terus menguyur.
"Karena debit air, hujan lebat dan tanggul di Prabon (Jombang) itu tidak bisa ngalir los (lancar). Seharusnya tanggul di Prabon itu ngalir los, buntu akhirnya meluber. Terus ada kiriman dari Jombang, di sana kan ada Kali Gunting pertemuan dari Mojokerto dan Jombang ngumpul di sini pusatnya," katanya.
Baca Juga : Tinjau Banjir Tempuran, Wabup Mojokerto Gus Barra Segera Normalisasi Sungai
Warga berharap ada pompa air sehingga saat terjadi banjir, lanjutnya, air yang masuk pemukiman warga bisa dipompa. Banjir yang merendam Desa Tempuran terjadi di dua dusun yakni Dusun Tempuran dan Bekucuk. Ada sebanyak 470 rumah warga terdampak dan sekolah diliburkan. (*)
Editor : M Fakhrurrozi