PROBOLINGGO - Insiden penembokan jalan oleh warga kembali terjadi. Kali ini beberapa warga di Jalan Rajawali Kelurahan Kademangan Kota Probolinggo menembok jalan dengan menggunakan batu bata. Warga menolak pembuatan got atau selokan dengan alasan limbah rumah tangga akan mencemari lingkungan.
Aksi penutupan jalan dengan tembok batu bata ini dilakukan hanya karena sebagian warga tidak sependapat mengenai rencana pembuatan selokan antar warga. Saat portaljtv.com mengunjungi lokasi Senin siang kemarin (24/7/2023), pembuatan pagar tembok belum sampai rampung. Namun warga pembuat pagar tembok ini sudah menyiapkan material berupa tumpukan bata, pasir, serta besi rangka yang nantinya digunakan untuk mengecor tembok tersebut.
Pemicu sengketa antar tetangga yang sama-sama menghuni di sebuah kavling ini bermula saat sebagian warga disisi barat hendak membuat got (aliran air) tepat di tengah jalan pemukiman. Got sepanjang 117 meter ini mengalir dari, barat bermuara di sungai disisi timur.
Dari sanalah, warga yang rumahnya di sisi timur tidak mau jika aliran got mengarah ke timur, selain bisa mencemari lingkungan, kontur tanah di sisi timur lebih tinggi dari tanah sebelah barat.
Baca Juga : Aksi Curanmor Terekam CCTV, Palaku Hanya Butuh 20 Detik untuk Melancarkan Aksi
"Kalau air got mengarah ke sungai sebelah timur, kayaknya sulit, karena kondisi tanah di sini (sisi timur) lebih tinggi dari barat,” kata Nur Muhamad Amiri, salah satu warga yang menolak pembuatan got.
Amiri juga mengungkapkan, jika air yang mengalir dari limbah rumah tangga, maka rumahnya paling terkena imbasnya karena rumah terakhir.
"Siapa yang bertanggungjawab kebersihan got, karena rumah saya rumah terakhir sebelum air jatuh ke sungai, kalau buntu dipastikan dampak penyakit yang ditimbulkan," tambahnya.
Baca Juga : Stok Beras Bulog Probolinggo Aman Hingga Akhir Tahun
Warga yang rumahnya berada di sisi timur baru menyetujui pembuatan got dengan beberapa syarat.
"Syarat utama got yang dibuat tidak untuk limbah rumah tangga, melainkan untuk aliran air hujan agar tidak terjadi genangan,” tandasnya.
Sementara menurut Agus Suwignyo, salah satu warga yang menginginkan adanya got, adanya got agar genangan air yang selalu terjadi saat hujan bisa mengalir ke sungai.
Baca Juga : Masuk Halaman Rumah Orang, Pria di Probolinggo Babak Belur Dimassa
"Rencana pembuatan got sudah disetujui oleh konsultan, bahkan survey, sebagian besar warga setuju tinggal beberapa pemilik lahan dan beberapa kepala keluarga tidak setuju," katanya.
Disinggung soal fasum berupa jalan ditembok, Agus menegaskan jika hal tersebut demi keamanan.
"Salah satunya karena menolak dibangunnya got, faktor kedua untuk keamanan,” pungkasnya.
Baca Juga : Jembatan Darurat Putus, Warga Krejengan Probolinggo Terisolir
Menanggapi sengketa antar warga, Kapolsek Kademangan, Kompol Eko Hari mengetakan, pihaknya segera mungkin melakukan mediasi antar kedua belah pihak.
"Kita akan lakukan mediasi di kantor kelurahan, bagaimanapun fasum tidak boleh dibangun tanpa ijin,” jawabnya singkat. (Farid Fahlevi)
Editor : Alfian Noor R