TULUNGAGUNG - Menyambut tahun ajaran baru kebutuhan akan perlengkapan sekolah turut meningkat termasuk seragam. Fenomena tahunan ini membawa berkah tersendiri bagi para pedagang seragam sekolah di Kabupaten Tulungagung yang mengalami lonjakan penjualan cukup signifikan.
Sejak pertengahan Juni lalu, geliat penjualan seragam sekolah mulai terasa khususnya di kawasan Jalan Basuki Rahmat Tulungagung. Puncaknya terjadi menjelang masa kembali ke sekolah di mana permintaan terus mengalami peningkatan.
Salah satu pedagang yang merasakan dampak positif ini adalah Mochammad Fahrudin pemilik toko seragam yang menyediakan kebutuhan siswa dari jenjang Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA). Fahrudin menyebut selama masa tahun ajaran baru penjualan di tokonya meningkat hingga 20 persen dibanding hari-hari biasa.
“Kalau hari biasa paling bisa menjual 20 hingga 30 stel seragam per hari. Sekarang bisa sampai 70 stel per hari,” ungkap Fahrudin.
Baca Juga : Mayat Perempuan Tanpa Identitas Ditemukan di Sungai Brantas, Tulungagung
Dari sekian banyak jenis seragam yang tersedia seragam untuk siswa SD menjadi yang paling laris. Seragam merah putih dan pramuka mendominasi permintaan. Meski permintaan meningkat Fahrudin memastikan harga seragam tetap stabil.
Untuk seragam SD satu stel seragam merah putih berlengan pendek dijual seharga Rp110.000, sementara model panjang dibanderol Rp140.000. Seragam pramuka dikenakan tambahan Rp10.000. Untuk jenjang SMP seragam putih biru dijual Rp160.000 dan seragam pramuka Rp170.000. Adapun seragam SMA masing-masing mengalami penambahan Rp20.000 per stel dari harga sebelumnya.
Lia, salah satu warga yang tengah berbelanja seragam untuk anaknya mengaku lebih memilih membeli seragam yang sudah jadi daripada menjahit sendiri.
Baca Juga : Nelayan Prigi Trenggalek Desak Kemendagri Kembalikan 16 Pulau yang Diklaim Tulungagung
“Lebih praktis, bisa langsung dipakai dan ukurannya sudah pas. Harganya juga lebih murah dibanding harus menjahitkan,” tutur Lia.
Tingginya permintaan tak hanya datang dari warga Tulungagung. Toko milik Fahrudin juga ramai dikunjungi pembeli dari daerah sekitar seperti Kediri, Blitar, dan Trenggalek. Diperkirakan, lonjakan penjualan ini akan terus berlangsung hingga dua minggu setelah dimulainya tahun ajaran baru.
Fenomena ini menunjukkan bahwa momen awal tahun ajaran baru tak hanya menjadi rutinitas pendidikan, tetapi juga menggerakkan roda ekonomi lokal khususnya sektor perdagangan perlengkapan sekolah. (Agus Bondan)
Editor : JTV Kediri