SURABAYA - Tragedi pembegalan yang menimpa seorang driver taksi online, Pujiono, warga Keputran, Surabaya, berakhir pilu. Setelah 27 hari menjalani perawatan intensif akibat luka tusukan yang serius di dada dan pelipis, korban dinyatakan meninggal dunia pada Senin pagi, 28 Oktober 2024.
Kepergiannya membawa duka mendalam bagi keluarga, yang terlihat tak kuasa menahan tangis saat pemakaman di Tempat Pemakaman Umum Keputih, Surabaya.
Pujiono menjadi korban kebrutalan Maria Livia (23), seorang warga Ende, Nusa Tenggara Timur, pada 1 Oktober 2024. Maria, dalam aksinya yang sadis, menghujamkan beberapa tusukan ke tubuh Pujiono.
Luka parah di bagian paru-paru korban menjadi tantangan dalam perawatannya, termasuk menjalani operasi dan pengambilan cairan di paru-parunya.
Menurut Muhammad Basri, Ketua RT 07 Keputran, Surabaya, kondisi Pujiono sempat menunjukkan kemajuan pada 10 Oktober. Namun, infeksi di area luka membuatnya harus kembali dirawat intensif di ruang ICU.
"Kondisi korban sempat membaik di tanggal 10 Oktober 2024, namun masih harus menjalani operasi pengambilan cairan di paru-parunya. Diduga infeksi menyebabkan kondisi korban kembali memburuk hingga akhirnya meninggal dunia."
Pujiono meninggalkan seorang istri dan dua putra yang kini harus menghadapi kenyataan pahit kepergiannya. Peristiwa ini menambah daftar panjang kasus kriminal yang menimpa para driver online.
Kejadian ini juga mengingatkan kembali pentingnya keamanan bagi pengemudi yang bekerja di jalanan, khususnya bagi mereka yang harus beroperasi pada jam-jam rawan.
Sebelumnya diberitakan, Maria Livia yang menjadi pelaku penusukan ini diduga telah merencanakan aksi keji tersebut di kawasan Gununganyar, Surabaya.
Kasus ini masih terus dalam penyelidikan kepolisian Surabaya guna mengungkap motif pembegalan yang berujung pada insiden tragis ini. (Nanda Andrianta/Dhelfia Ayu)
Editor : Iwan Iwe