SURABAYA - Dinas Pendidikan (Dindik) Provinsi Jawa Timur menggelar refleksi capaian sepanjang tahun 2024 di Hotel Shangri-La Surabaya, Senin (16/12/2924).
Bertema “Menuju Pendidikan Bermutu untuk Semua”, refleksi dihadiri Dewan Pendidikan Jatim dan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (KKKS) se Jatim.
Aries Agung Paewai Kepala Dinas Pendidikan Jatim mengatakan, refleksi ini menjadi ajang evaluasi sekaligus perencanaan menghadapi Pendidikan tahun 2025.
"Sudah akan mengakhiri tahun 2024, maka kita melaksanakan refleksi pendidikan, di mana masih banyak hal-hal yang perlu kita perhatikan bersama," katanya.
Aries menambahkan ada tiga poin yang menjadi permasalahan pendidikan di Jatim tahun 2024.
Pertama soal anggaran pendidikan dari pemerintah pusat dan daerah yang menurutnya sudah cukup tinggi, tapi akses pendidikan belum sepenuhnya tercapai.
"Anggaran pendidikan dari pemerintah pusat cukup besar, namun tidak semua sekolah bisa memanfaatkannya dengan optimal. Ini menjadi perhatian kita bersama,” ungkap Aries.
Permasalahan kedua terkait kualitas pendidikan, mulai dari sektor tenaga pendidik atau guru, siswa, hingga manajemen sekolah. Menurutnya, semuanya masih perlu peningkatan.
"Kalau sudah ngomong kualitas berarti harus ada mutunya, kalau ada kualitas berarti ada prestasinya. Maka dua hal ini harus menjadi poin penting," katanya.
Dan permasalahan yang terakhir soal upaya mengurangi disparitas wilayah terhadap pendidikan. Aries menyebut, masih ada perbedaan pendidikan di wilayah terpencil dengan kota besar.
"Kita berharap tidak boleh lagi ada disparitas yang terlalu tinggi, antara perkotaan dengan desa atau di wilayah-wilayah tertentu. Ini yang harusnya kita segera tuntaskan supaya mengurangi disparitas itu," ucapnya.
Untuk itu, lanjut Aries, di tahun 2025, sekolah dituntut memiliki program inovatif.
"Kita juga akan memprioritaskan perbaikan sarana dan prasarana pendidikan," tambahnya.
Sementara itu, Warsono Ketua Dewan Pendidikan Jatim mengusulkan, agar ada pengembangan potensi lokal melalui SMK dan program double track di SMA.
"Misalnya, Kota Batu memiliki potensi besar di bidang hortikultura. Lulusan SMK dari sana tidak perlu keluar daerah untuk mencari pekerjaan. Mereka bisa menjadi wirausahawan di bidang tersebut,” ujarnya.
Hasil refleksi tersebut, akan disampaikan kepada Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen). (*)
Editor : M Fakhrurrozi