PONOROGO - 13 desa di Kabupaten Ponorogo mengalami kekeringan akibat musim kemarau. 13 desa tersebut berada di 6 Kecamatan yakni Badegan, Jambon, Bungkal, Slahung, Pulung, dan Balong.
Masun, Kepala Pelaksana BPBD Ponorogo menjelaskan, dari 13 desa yang mengalami krisis air bersih, 3 diantaranya yang terparah. Ketiga desa tersebut diantaranya Dukuh Sukun Desa Sidoarjo Pulung, Dukuh Bedog Desa Wates Slahung, dan Dukuh Dungus Desa Karangpatihan Pulung.
“Per 1 Juli sesuai SK Bupati, kami melakukan assesment lapangan di 13 desa di 6 kecamatan. Ada 3 titik yang harus disupport air bersih, karena kondisi sumber air permukaan atapun air tanah sudah tidak memungkinkan dipakai untuk keperluan sehari-hari. Selebihnya (10 desa lain) kami masih melakukan assesment lanjutan,” jelasnya saat ditemui Jumat, (2/8/2024).
Guna mengatasi krisis air bersih tersebut, BPBD memberikan pasokan air bersih ke tiga desa tersebut sejak 29 juli lalu. Pasokan air diberikan selama dua kali dalam seminggu dengan volume 6.000 liter air bersih di tiap penyaluran.
Baca Juga : SD Negeri Minim Siswa Baru, Kadindik Ponorogo: Program KB Sukses
“Pada awal agustus ini, kita memasok air ke Desa Duri dan disusul desa lainnya di luar tiga desa yang menjadi prioritas,” paparnya.
Erwin Yunita, warga Dukuh Dungus, mengatakan ada sekitar 600 jiwa dari 9 RT mengalami kesulitan air bersih selama satu bulan terakhir. Selain itu, sumur milik warga pun mulai menyusut yang memaksa mereka untuk berhemat dalam menggunakan air bersih.
“Air PAM yang biasa kita pakai juga tidak selalu ada, kadang ngalir kadang ngga. Paling tiap tiga hari sekali ngalirnya,” ungkapnya.
Baca Juga : Ponorogo Hari ini, 14 Bayi Lahir di Tahun Kabisat
Warga berharap BPBD terus mensuplai air bersih dan musim kemarau segera berakhir.(Shofiana Shofa)
Editor : M Fakhrurrozi