KEDIRI - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kediri mengungkap besaran kerugian material pasca kerusuhan dan aksi pembakaran yang terjadi pada akhir Agustus 2025 lalu. Melalui pendataan Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD), kerugian ditaksir mencapai Rp 159,9 Miliar yang terbagi atas kerusakan bangunan dan barang inventaris.
Berdasarkan data dari BKAD, kerugian pada bangunan dan gedung mencapai Rp 136 Miliar lebih. Sementara itu, kerugian barang inventaris milik pemerintah yang hilang terbakar mencapai Rp 23,929 Miliar.
Proses pendataan terhadap 19 Satuan Kerja (Satker) yang terdampak masih terus dilakukan. BKAD telah meminta masing-masing Satker untuk mengambil dan mengidentifikasi barang-barang mereka yang berhasil diamankan dan kini disimpan di Mako Satpol PP.
"Kami telah meminta satuan kerja yang terdampak pembakaran dan penjarahan untuk segera mengambil barang-barang yang telah kembali," ujar Plt. Kepala BKAD Kabupaten Kediri, Muhammad Erfin Fatoni.
Dari pendataan sementara, sebanyak 4.723 item barang dinyatakan hilang atau rusak. Barang-barang tersebut antara lain peralatan dan mesin seperti AC, printer, komputer, sepeda motor, mobil, scanner, dan televisi.
Erfin menegaskan bahwa dari total barang yang hilang, tidak semuanya dapat kembali. Bahkan, andai pun kembali, kondisinya sudah rusak dan tidak utuh.
"Dari semua Satker yang terdampak, maka Pemkab Kediri bisa mengetahui jumlah total barang yang hilang dan yang kembali," jelasnya.
Untuk memudahkan proses identifikasi dan pengambilan barang oleh setiap Satker, semua barang yang sempat terkumpul di Mako Polres Kediri telah dipindahkan secara terpusat ke Mako Satpol PP.
"Hal ini untuk memudahkan satuan kerja dalam pengambilan barang tersebut. Selain itu, proses pendataan dan pengecekan barang milik satuan kerja lebih mudah," pungkas Erfin.
Proses verifikasi dan rekonsiliasi aset masih terus berlanjut untuk memastikan akurasi data kerugian dan memulai langkah perbaikan serta pengadaan kembali. (Muhammad Zainurofi)
Editor : JTV Kediri