KEDIRI - Pasca insiden pembakaran dan penjarahan yang melanda Kompleks Kantor Pemkab Kediri pada Sabtu (30/8) lalu, aktivitas pemulihan mulai dilakukan. Ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) gotong royong membersihkan puing-puing dan mendata kerusakan, sementara benda-benda bersejarah dari Museum Bhagawanta Bhari berhasil diamankan untuk diselamatkan.
Sejak Senin lalu, para pegawai tampak sibuk membersihkan dan menata kembali ruangan mereka yang hancur, termasuk ruang bagian protokol dan pimpinan, perencanaan dan keuangan, organisasi, hukum, serta bagian umum. Mereka berusaha menyelamatkan dan mendata barang-barang inventaris yang masih dapat digunakan.
Meski mengalami keterbatasan sarana, prasarana, serta hilangnya data penting dan semua komputer, Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana menegaskan bahwa pelayanan publik akan tetap berjalan.
"Kami akan tetap melayani masyarakat meski dengan tempat maupun sarana seadanya," ujarnya dalam konferensi pers beberapa waktu lalu.
Baca Juga : Pasca Kerusuhan, ASN Kabupaten Kediri Gotong Royong Bersihkan Kantor Dan Museum Diamankan
Untuk memastikan aktivitas pemerintahan tetap berjalan, Bupati Dito—sapaan akrabnya—telah mencarikan tempat kerja sementara bagi para ASN dengan memanfaatkan beberapa gedung di sekitar kantor yang masih bisa digunakan.
1.Gedung Bhagawanta Bahri akan digunakan untuk Bagian Perencanaan dan Keuangan, Perekonomian, Pembangunan dan Pengadaan Barang Jasa, serta Protokol dan Pimpinan.
2.Wisma Tamu dialihfungsikan untuk Bagian Umum.
3.Masjid dijadikan kantor sementara untuk Bagian Kesra.
4.Gedung Bapenda Lantai 1 digunakan untuk Bagian Pemerintahan.
Sementara itu, menyusul insiden yang juga merambah ke museum, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Kediri telah memindahkan koleksi benda bersejarah yang tersisa di Museum Bhagawanta Bhari ke tempat yang aman pada Selasa sore.
Plt. Kepala Disbudpar Kabupaten Kediri, Mustika Prayitno Adi, menjelaskan bahwa dalam kerusuhan tersebut, sejumlah benda sejarah ada yang hilang dan rusak.
“Beberapa koleksi yang hilang di antaranya adalah fragmen kepala Ganesa dan tiga koleksi wastra (kain) batik. Massa juga merusak miniature lumbung serta arca Bodhisatwa,” jelas Mustika.
Ia menambahkan, meski beberapa benda yang berhasil diselamatkan dalam kondisi rusak dan lecet, pihaknya tetap akan merawatnya sebagai warisan budaya daerah.
Disbudpar juga mengimbau kepada masyarakat yang merasa membawa, menemukan, atau mengetahui letak benda sejarah yang hilang untuk segera melaporkannya ke Kantor Satpol PP Kabupaten Kediri atau Damkar. Pemkab Kediri menyediakan layanan hotline resmi di nomor 08122951510 untuk memudahkan koordinasi.
Pemulihan pasca-kerusuhan ini diperkirakan akan memakan waktu cukup lama. Pemerintah Kabupaten Kediri berkomitmen untuk secepatnya menormalkan kembali seluruh layanan kepada masyarakat. (Muhammad Zainurofi)
Editor : JTV Kediri