SURABAYA - Kunjungan kerja Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Prof. Abdul Mu’ti, pada 23 Agustus 2025 di Surabaya menjadi momentum penting untuk memperkuat koordinasi inovasi pendidikan di Jawa Timur. Melalui program Pak Menteri Menyapa, kegiatan ini tidak hanya memantau layanan pendidikan, tetapi juga menguatkan sinergi empat Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemendikdasmen di Jatim, yaitu Balai Besar Penjaminan Mutu Pendidikan (BBPMP), Balai Besar Guru dan Tenaga Kependidikan (BBGTK), Balai Bahasa Provinsi Jawa Timur (BBP Jatim), serta Balai Besar Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Vokasi Bidang Otomotif dan Elektronika (BBPPMPV BOE).
Dalam kesempatan tersebut, BBP Jatim memaparkan gagasan strategis penyusunan Buku Saku Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) Edisi Destinasi Wisata Bromo.
Kepala BBP Jatim, Puji Retno Hardiningtyas, menjelaskan bahwa inovasi ini lahir dari kebutuhan komunikasi praktis wisatawan asing di kawasan Gunung Bromo. Menurutnya, buku saku tidak hanya berguna bagi wisatawan mancanegara, tetapi juga bermanfaat bagi pelaku wisata lokal untuk memperkuat layanan berbasis komunikasi lintas budaya.
“Kami berharap Buku Saku BIPA Edisi Bromo tidak hanya bermanfaat bagi wisatawan asing, tetapi juga membantu pelaku wisata dalam memberikan layanan yang lebih komunikatif. Dengan semakin banyaknya turis mancanegara di Bromo, kebutuhan media komunikasi praktis ini sangat mendukung pengembangan pariwisata,” ujar Retno.
Baca Juga : Warga Cemas, Monyet Liar Serang Kebun dan Rumah
Menanggapi hal itu, Mendikdasmen, Prof. Abdul Mu’ti, M.Ed., menyampaikan apresiasi sekaligus dukungan penuh. Ia menilai program Buku Saku BIPA merupakan bentuk nyata kolaborasi antara pengembangan bahasa dan penguatan sektor pariwisata.
“Buku Saku BIPA yang dikembangkan BBP Jatim sangat strategis. Ini bukan hanya media pembelajaran bahasa, tetapi juga jembatan budaya yang akan meningkatkan daya tarik pariwisata Indonesia. Kami mendukung penuh dan berharap produk ini segera diimplementasikan,” tegas Mu’ti.
Baca Juga : Sering Kecelakaan, Polisi Imbau Tak Gunakan Motor Matic di Jalur Bromo
Dukungan ini menegaskan peran bahasa sebagai instrumen diplomasi sekaligus bagian penting dari pembangunan pendidikan, khususnya dalam mengangkat bahasa Indonesia ke kancah internasional.
Selain Mendikdasmen, berbagai pemangku kepentingan turut memberikan dukungan, di antaranya Kepala dan Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kepala Pusat Pembinaan Bahasa dan Sastra, Kepala Disdikbud Jatim, Rektor Universitas Ma Chung Malang, Kepala BBPMP Jatim, Kepala BBGTK Jatim, serta perwakilan BKHM Kemendikdasmen. Testimoni tersebut memperkuat urgensi Buku Saku BIPA sebagai media strategis yang mempertemukan kepentingan pendidikan, kebahasaan, dan pariwisata.
Ke depan, BBP Jatim menargetkan perluasan jejaring melalui dukungan tertulis dari sepuluh balai/kantor bahasa di berbagai provinsi, termasuk Riau, Jambi, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Sumatera Barat, NTT, NTB, Papua, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Utara. Selain itu, kerja sama formal juga akan dijalin melalui penandatanganan PKS, RKS, dan komitmen bersama dengan mitra strategis seperti Universitas Ma Chung, APPBIPA Jatim, APPBIPA Pusat, Pemerintah Desa Tengger, Dispar Jatim, dan pelaku wisata.
Baca Juga : Meski Hujan, 3 Ribu Lebih Wisatawan Padati Bromo di Libur Tahun Baru
Dengan langkah ini, penyusunan Buku Saku BIPA tidak berhenti pada empat produk utama—buku saku BIPA, modul pemasyarakatan BIPA, buku bimtek pemasyarakatan BIPA, serta digitalisasi bahan ajar—tetapi dikembangkan menjadi program berkelanjutan melalui koordinasi dengan Pusat Pemberdayaan Bahasa dan Sastra. Bahkan, empat produk ini diharapkan dapat direplikasi oleh Balai/Kantor Bahasa di berbagai destinasi wisata lainnya. (*)
Editor : A. Ramadhan