JEMBER - 10 hektar persawahan di kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember terancam gagal panen. Petani mengelu akibat anomali cuaca menyebabkan tanaman padi mati kekurangan air.
Petani asal kecamatan Gumukmas, Iwan Wahyudi mengaku harus memutar otak agar tanaman padi disawahnya tidak mati karena kekurangan air. Musim kemarau membuat air irigasi untuk mengaliri sawahnya sangat berkurang.
“Terpaksa harus mengeluarkan biaya tambahan untuk menyewa alat pompa jet untuk mengaliri sawah, karena padi harus mendapatkan air yang cukup agar tidak mati,” kata Iwan wahyudi
Iwan menambahkan, selama ini mengandalkan air hujan untuk mengaliri sawahnya. Namun, selama 2 bulan terakhir tidak hujan tanaman padi yang ia tanam dilahan 10 hektar, mulai mengering dan terancam gagal panen.
“Bukan hanya saya yang mengeluh, petani lainnya juga binggung. Karena lahan untuk persawahan seluas 10 hektar dan sangat membutuhkan air. Ini saja, sudah 2 bulan tidak hujan membuat tanah kering dan pecah pecah,” ucapnya.
Lebih jauh, iwan berharap kepada pemerintah daerah bisa membantu para petani yang membutuhkan air untuk mengaliri sawahnya agar petani tidak terbebani dengan biaya yang membengkak.
“Kami para petani berharap pemerintah bisa membantu dengan menyediakan pupuk dan pompa jet, agar bisa menejar hasil panen yang maksimal” pungkasnya (Lutfi Qurrohman)
Editor : Bagus Setiawan