SURABAYA - Puluhan massa yang tergabung dalam Gerakan Aktivis dan Mahasiswa Jawa Timur (GAM) menggelar aksi unjuk rasa di depan kantor Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, Jalan Jagir Surabaya, pada Selasa (4/3/2025) siang.
Dalam aksinya, massa membakar ban bekas di depan kantor Pertamina. Aksi bakar ban ini sebagai bentuk protes terhadap temuan korupsi pengoplosan Pertamax yang merugikan negara hampir Rp 1000 triliun.
Tak hanya membakar ban, massa juga membentangkan spanduk dengan berbagai tuntutan. Salah satunya menyerukan agar kasus ini tidak hanya berhenti di tingkat direksi Pertamina Patra Niaga pusat, namun juga harus diselidiki hingga ke daerah-daerah, seperti di Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus.
“Kasus pengoplosan Pertamax ini sudah berlangsung bertahun-tahun dan sudah jelas merugikan negara. Kami meminta agar tidak ada yang luput dari penyelidikan, termasuk di tingkat daerah,” ujar Musfik, Koordinator Lapangan (Korlap) aksi.
Baca Juga : 5 Juta Lebih NIK Warga Jatim Telah Tercatat Transaksi LPG 3 Kg Bersubsidi
Aksi ini dilakukan dengan pengawasan ketat dari aparat kepolisian Polrestabes Surabaya, yang memastikan keamanan selama berlangsungnya demonstrasi. Meski tidak ada pertemuan langsung antara pengunjuk rasa dan manajemen Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus, aksi ini berakhir dengan damai.
Para pengunjuk rasa juga menekankan bahwa pengoplosan Pertamax yang telah dilakukan secara berulang selama bertahun-tahun ini menjadi tanggung jawab Pertamina di semua daerah operasionalnya.
Sebagai penutup, para mahasiswa dan aktivis menegaskan pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan bahan bakar di Indonesia, serta menuntut agar pihak yang terlibat dalam skandal ini, baik di pusat maupun daerah, diusut tuntas.
Baca Juga : Antar Tamu ke Baitullah, Pertamina Patra Niaga Jatimbalinus Siapkan 11.900 KL Avtur Khusus Haji Flight 2024
"Kami di sini menuntut agar tindakan korupsi yang terjadi di PT Pertamina diusut tuntas. Tindakan ini telah merugikan masyarakat akibat kebijakan yang sangat terstruktur dan masif," tambah Musfik. (Usrox Indra/Moch Fariz)
Editor : M Fakhrurrozi