PONOROGO - Meski telah ditutup total akibat kerusakan parah, Jembatan Gantung Jurang Gandul di Kelurahan Kadipaten, Kecamatan Babadan, Ponorogo, masih digunakan sejumlah warga.
Kerusakan jembatan yang disebabkan oleh banjir pada 24 November 2024 lalu, membuat akses di lokasi ini sangat berbahaya, namun beberapa pengguna jalan tetap nekat melintasinya demi menghemat waktu.
Jembatan yang menghubungkan area persawahan dan permukiman tersebut mengalami kerusakan parah setelah dihantam rumpun bambu yang terbawa arus banjir.
Akibatnya, kawat pengait jembatan putus, dan badan jembatan kini hanya ditopang oleh empat batang bambu. Kondisi ini meningkatkan risiko kecelakaan, terutama bagi mereka yang membawa kendaraan.
Sutrisno, salah seorang warga, menjelaskan kejadian awal yang merusak jembatan.
“Kejadiannya waktu malam, karena bambu yang terkena air membuat seling jembatan rusak. Tidak salah itu warga yang menutup jembatan. Kalau muter lumayan jauh, kurang lebih 10 km. Ini jembatan menuju ke sawah sama terminal,” ujar Sutrisno.
Beberapa pengguna jalan bahkan memutuskan berjalan kaki saat melintasi jembatan karena khawatir kondisi jembatan yang sudah miring akan semakin memburuk jika dilewati kendaraan bermotor.
Rumpi Ana, salah seorang pengguna jalan, mengungkapkan kekhawatirannya.
“Saya turun motor dan jalan kaki karena takut goyang-goyang. Lebih dekat lewat sini, tapi gak tahunya ini tadi mungkin rusak kena banjir kemarin. Kalau muter jauh. Ini saya dari kota mau pulang,” ungkap Rumpi.
Warga setempat berharap pemerintah segera memperbaiki jembatan, mengingat akses ini sangat penting bagi aktivitas sehari-hari, terutama untuk menuju persawahan dan terminal. Tanpa jembatan, mereka harus menempuh rute memutar dengan jarak hingga 10 kilometer.
Kerusakan infrastruktur seperti ini menunjukkan perlunya perhatian lebih dalam penanganan pasca-bencana. Perbaikan segera tidak hanya akan memulihkan mobilitas warga tetapi juga mengurangi risiko kecelakaan di lokasi tersebut. (Ega Patria/Dhelfia Ayu)
Editor : Iwan Iwe