LUMAJANG - Berawal dari ide untuk memanfaatkan lahan kosong, Aipda Hasan Basri, seorang anggota polisi yang berdinas sebagai PAUR Subbag Dalpers SDM di Polres Lumajang, kini telah menjadi petani hidroponik yang sukses.
Bersama istrinya dan dua orang karyawan, Aipda Hasan membudidayakan sayuran selada dan pakcoy di atas lahan seluas seribu meter persegi di Desa Labruk Lor, Kecamatan Lumajang.
Kebun hidroponik yang tertata rapi dalam sebuah greenhouse ini memproduksi sayuran segar tanpa menggunakan pestisida.
Dengan sistem hidroponik, perawatan tanaman relatif mudah dan efisien. Setiap hari, Aipda Hasan rutin memeriksa tingkat keasaman (pH) air dan menambahkan nutrisi tanaman dengan takaran yang tepat agar tanaman tumbuh optimal.
Baca Juga : Satreskrim Pasuruan Bongkar Penyelewengan Pupuk Subsidi, Pengusaha Paksa Petani Jual Panen ke Gudangnya
Sayuran hidroponiknya dapat dipanen dalam waktu 35 hingga 40 hari, menghasilkan sekitar 20-25 kilogram setiap harinya atau hingga 700 kilogram per bulan.
"Kami mulai usaha ini karena melihat hidroponik bisa menghasilkan sayuran yang higienis tanpa pestisida," ungkap Aipda Hasan.
"Pemasaran kami masih di Lumajang, termasuk ke supermarket, katering, pasar baru Lumajang, dan beberapa penjual kebab. Dari penjualan ini, kami bisa memperoleh keuntungan kotor sekitar Rp 15 juta per bulan," jelasnya.
Baca Juga : Cabup Hari Wuryanto Temui Petani dan Ojol, Bahas Swasembada Pangan dan Kesejahteraan Sosial
Sayuran hidroponik Aipda Hasan dijual seharga Rp 28 ribu per kilogram, dan hasil penjualan ini terus menarik minat banyak pelanggan yang mengutamakan sayuran berkualitas.
Upaya ini tidak hanya memberi dampak positif pada lingkungan sekitar tetapi juga menunjukkan peluang usaha yang bisa ditekuni di luar profesi utama. (Yongki Nugroho/Dhelfia Ayu)
Editor : Iwan Iwe