SURABAYA - Pengasuh Pondok Pesanttren Manbaaul Maarif Denanyar menilai pemberhentian KH. Marzuki Mustamar dari posisinya sebagai Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur tidak bisa untuk tidak dikaitkan dengan kepentingan politik.
Hal itu disampaikan Gus Salam saat menjadi narasumber dalam program Jatim Gaspol yang disiarkan langsung JTV, Rabu (3/1/2023) malam. Program tersebut mengangkat tema 'Utak-atik Ketua PWNU Jatim di Tengah Persaingan Pilpres'.
"Dalam momentum seperti ini sulit sekali untuk kemudian menganggap ini tidak ada kaitannya dengan situasi politik atau tidak ada unsur politisnya," ucap Gus Salam.
Mantan Wakil Ketua PWNU Jatim ini menilai pemberhentian itu sarat dengan kepentingan politik karena keputusan tersebut disampaikan dalam sebuah pertemuan tertutup antara PBNU dengan PCNU se-Jawa Timur.
Baca Juga : Ratusan Warga NU Blitar Gugat PBNU, Soroti Cacat Hukum SK Pengurus Baru
"Isi dari pertemuan itu hanya dua, satu adalah tentang pemberitahuan pemberhentian KH Marzuki Mustamar dari Ketua PWNU dengan beberapa alasan yang kemudian terbuka adanya surat yang beredar," terang Gus Salam.
"Poin yang kedua yang disampaikan dalam pertemuan itu adalah pengarahan dari Rais Aam, ketua umum kepada struktur PCNU untuk membantu dan katakan berpihak kepada paslon tertentu, 02 dalam hal ini," sambungnya.
Karena itu Gus Salam menganggap pemberhentian KH Marzuki Mustamar dari jabatan ketua PWNU Jatim tidak sesuai aturan. Ia juga menolak berbicara sosok penggantinya karena siapun yang menggantikan sama saja merebut hak dari pimpinan Ponpes Sabiilul Rosyad Kota Malang itu.
Baca Juga : Buka Konferwil NU Jatim, Gus Yahya Sampaikan Semangat Transformasi
"Saya menganggap pemberhentian KH Marzuki Mustamar ini tidak sesuai dengan aturan organisasi," Gus Salam menambahkan.
"Sehingga nanti kalau pun ada pergantian, dalam hati saya, dalam keyakinan saya mengatakan orang yang mengganti, orang yang ghasab terhadap haknya KH Marzuki Mustamar," tandas cucu pendiri Nahdlatul Ulama tersebut.
Editor : A.M Azany