MALANG - Anggota Komisi E sekaligus Ketua Fraksi PDI Perjuangan Dprd Provinsi Jatim, Dr. Sri Untari Bisowarno, berikan sosialisasi terkait narkotika kepada masyarakat di dua Kecamatan di Kabupaten Malang, yakni Sumberpucung dan Kromengan, Rabu (27/9/2023).
Sosialisasi dan edukasi yang dikemas melalui Workshop "Dampak dan Bahaya Narkoba Bagi Generasi Muda" itu, menggandeng BNN Kabupaten Malang sebagai narasumber, yang dalam hal ini dihadiri secara langsung oleh Kepala BNN Kab. Malang, Letkol Laut (PM) Candra Hermawan.
Dalam kegiatan ini, Sri Untari mengajak masyarakat khususnya orang tua, untuk memerangi narkoba dengan turut aktif mengawasi keluarga dan kecenderungan yang terjadi di lingkungan sekitar. Karena, para pengedar narkoba akan terus bergerak tanpa henti untuk merusak moral generasi bangsa.
"Kami bersama BNN hadir ditengah masyarakat untuk mengajak para orang tua untuk bergerak melawan gembong narkoba. Karena perang melawan narkoba tidak bisa hanya dipasrahkan kepada BNN. Namun, seluruh masyarakat juga harus ikut andil terlibat secara langsung," katanya.
Menurut Untari, adanya permasalahan narkoba tidak hanya dari seorang pengedar, namun juga diikuti oleh pecandu. Faktor dari adanya pengedar maupun pecandu adalah lingkungan dan keluarga. Terlebih, pada era digitalisasi seperti sekarang ini juga cukup berpengaruh dalam peredaran narkotika.
"Jadi, circle narkoba itu tidak hanya ada pada pengedar, melainkan juga pecandu yang turut menjadi perhatian. Faktornya penyebab utamanya adalah keluarga, kemudian lingkungan sekitar. Bahkan, di era digitalisasi seperti sekarang ini justru mempermudah akses jual-beli narkoba," ujarnya.
Oleh karena itu, sosialisasi ini penting dilakukan agar masyarakat paham dan mengerti. Tidak hanya dalam hal pengawasan, namun juga tentang langkah yang harus dilakukan saat mendapati anggota keluarga maupun seseorang yang terpengaruh oleh narkoba. Baik mengkonsumsi maupun mengedarkannya.
"Sehingga, kami ingin para orang tua bisa teredukasi dan memahami bahaya dan dampak narkotika, khususnya pada anggota keluarga. Banyak contohnya, terkadang anak kita yang pendiam tiba-tiba ditangkap oleh BNN dan Polisi karena kedapatan memiliki atau kecanduan narkoba. Oleh karenanya, penting bagi masyarakat paham akan hal ini dan mengerti bagaimana cara bertindak," tegasnya.
Sementara itu, Kepala BNN Kabupaten Malang, Letkol Laut (PM) Candra Hermawan dalam paparannya menyampaikan bahwa tingkat kesadaran masyarakat akan bahaya narkotika masih minim. Banyak masyarakat yang cenderung memilih diam, karena tidak memahami bagaimana dampak dari narkotika.
"Sejauh ini, memang banyak sekali masyarakat yang tidak memahami bahaya dan dampak narkotika. Bahkan, saat mengetahui anggota keluarganya bertingkah aneh, tapi mereka tidak mengerti bahwa sebenarnya itu dalam pengaruh narkoba," paparnya.
Berdasarkan data, lanjutnya, peredaran narkotika kini tidak hanya menyasar orang dewasa, melainkan justru anak-anak yang masih sekolah atau berusia sekitar 16 sampai 20 tahun. Sehingga, peran orang tua dalam mengawasi sangatlah penting.
"Meski banyak ditemukan di kalangan remaja hingga dewasa, namun fenomena saat ini kalangan pelajar juga tak luput dari peredaran itu. Banyak kami temukan memang di kalangan pelajar seperti jenis double L. Jika di kalangan remaja hingga dewasa, yang kami temukan yakni ganja dan sabu-sabu," ungkap Candra.
Candra juga menghimbau agar masyarakat turut membantu BNN dalam menekan peredaran narkotika. "Kami meminta dan menghimbau kepada masyarakat untuk turut andil dalam melakukan pengawasan guna menekan peredaran narkotika demi generasi muda penerus bangsa,' tandasnya.(Rafli Firmansyah)
Editor : M Fakhrurrozi