JEMBER - Musim kemarau yang terjadi sejak tiga bulan terakhir menyebabkan puluhan hektar tanaman jagung dan cabai di Kabupaten Jember mengalami kekeringan dan mati. Hal ini membuat petani terancam merugi karena gagal panen.
Ancaman gagal panen ini dirasaksn petani di Desa Candijati, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Jember. Sedikitnya 50 hektar tanaman jagung mengering dan tercancam gagal panen. Buah jagung yang dihasilkan kecil bahkan banyak juga pohon jagung yang tidak berbuah lantaran kekurangan air.
Selain jagung, tanaman cabai juga mengalami hal yang serupa. Terdapat sekitar 30 hektar tanaman cabai yang terancam gagal panen karena tumbuhan mengering dan mati sebelum berbuah.
Para petani pun mengalami kerugian hingga puluhan juta rupiah. Pasalnya, setiap satu hektar jagung membutuhkan biaya sekitar Rp 10 juta, sedangkan untuk tanaman cabai membutuhkan biaya Rp 50 juta per hektar.
“Ada puluhan hektar tanaman jagung dan tanaman cabai yang rusak karena kekurangan air dan dampaknya petani akan mengalami kerugian dimana mereka biayanya luar biasa baik tanaman cabai maupun tanaman jagung hingga saat panen gak imbang dengan apa yang mereka dapatkan,” kataJumantoro, Ketua Asosiasi Petani Pangan Jatim kepada portaljtv.com, Selasa (29/8/2023).
Selain musim kemarau, faktor lain juga disebabkan oleh rusaknya irigasi yang mengakibatkan air tidak mengalir secara merata di sawah petani. Kini para petani hanya bisa pasrah menunggu hujan turun agar tidak semakin merugi karena tamanan mati total. (Lutfi Qurrochman)
Editor : M Fakhrurrozi