BOJONEGORO - Meski hujan mulai turun di beberapa wilayah, krisis air bersih masih melanda sejumlah desa di Kabupaten Bojonegoro. Hingga Minggu (12/10/2025), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro telah menyalurkan 337 tangki air bersih ke 15 desa di 12 kecamatan yang masih kesulitan mendapatkan air bersih.
Bantuan air bersih tersebut didistribusikan secara bertahap berdasarkan laporan masyarakat dan hasil pemantauan di lapangan. Langkah ini menjadi bagian dari upaya pemerintah daerah dalam menangani dampak kekeringan yang masih terjadi meski musim hujan telah tiba.
Kepala Pelaksana BPBD Bojonegoro, Heru Wicaksi, menyebut bahwa penyaluran air bersih akan terus dilakukan hingga kondisi benar-benar pulih.
“Sebanyak 15 desa di 12 kecamatan mengalami kekeringan, dan 337 tangki air bersih telah kami distribusikan. Jika masih ada warga yang mengalami kekeringan, bisa melapor ke Bankes, nanti Bankes akan meneruskan laporan atau permohonan tersebut ke BPBD,” ujar Heru.
Baca Juga : Krisis Air Bersih Masih Melanda Pulau Gili Ketapang, Warga Berebut Bantuan Air
Krisis air bersih di Bojonegoro menjadi perhatian serius pemerintah daerah. Dampak kekeringan tak hanya dirasakan untuk kebutuhan rumah tangga, tetapi juga mulai mempengaruhi aktivitas pendidikan dan pelayanan publik. Salah satunya terjadi di Sekolah Rakyat Desa Ngumpakdalem, Kecamatan Dander, yang sempat kesulitan mendapatkan air untuk kebutuhan sanitasi.
Meski hujan telah mengguyur beberapa wilayah Bojonegoro, curah hujan yang rendah belum cukup untuk mengisi kembali sumber air dan sumur warga yang mengering sejak musim kemarau panjang.
BPBD memastikan akan terus melakukan pemantauan lapangan dan siap menyalurkan bantuan tambahan apabila situasi masih membutuhkan. Pemerintah daerah juga mengimbau masyarakat untuk tetap hemat air dan segera melapor jika mengalami kesulitan akses air bersih. (Fadillah Putri)
Baca Juga : Dilanda Kekeringan, Warga Pasuruan Serbu Bantuan Air Bersih dari Kendaraan Water Cannon
Editor : M Fakhrurrozi