PACITAN - Hari Batik Nasional yang jatuh pada 2 Oktober menjadi momen untuk merayakan warisan budaya yang tak ternilai dari Indonesia, yaitu batik. Salah satu sentra batik yang tetap bertahan di tengah arus modernisasi adalah Sentra Industri Batik Saji di Desa Sukoharjo, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Sentra batik ini dirintis sejak tahun 1987 oleh seorang perempuan bernama Saji, yang berhasil mengangkat batik Pacitan ke kancah internasional. Desa Sukoharjo, Kecamatan Pacitan, sudah lama dikenal sebagai pusat perajin batik yang memiliki sejarah panjang dan menjadi ikon Sentra Industri Batik Saji.
Meski mengalami berbagai kendala dalam perjalanan bisnisnya, mulai dari sepi pembeli hingga fluktuasi harga, Batik Saji tetap gigih mempertahankan usahanya. Usaha ini tidak hanya berhasil bertahan, namun juga berkembang menjadi salah satu sentra batik terbesar di Pacitan, yang dikenal sebagai Kota 1001 Goa.
Selain memberikan kontribusi terhadap kelestarian budaya, kehadiran Sentra Industri Batik Saji juga menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Proses pembuatan batik masih menggunakan cara tradisional, mulai dari alat hingga pewarna yang berbahan hasil alam.
Baca Juga : Hari Batik Nasional, Simbol Warisan Budaya Indonesia yang Eksistensinya Diakui Dunia
Batik Saji memproduksi batik khas Pacitan dengan motif buah pace atau mengkudu, yang dikenal sebagai simbol kesehatan dan ketahanan. Meski motifnya mirip dengan batik khas Pacitan lainnya, Batik Saji memiliki ciri khas tersendiri berkat konsep pewarnaannya yang lebih beragam dan cerah.
Hal ini menjadikan produk Batik Saji tampil lebih cantik dan modern, sehingga mampu menarik perhatian konsumen, baik lokal maupun internasional. Bahkan, produk Batik Saji kini telah merambah pasar Eropa, seperti Swiss dan Belanda.
Dalam sehari, Sentra Batik Saji mampu memproduksi sekitar 60 potong batik dengan berbagai motif. Harga yang ditawarkan beragam, mulai dari Rp130 ribu hingga jutaan rupiah, tergantung pada motif dan kompleksitas pembuatan.
Baca Juga : Batik Saji Pacitan: Warisan yang Tetap Bersinar di Era Modern
Pemilik Sentra Industri Batik Saji, Samuri, mengungkapkan bahwa perjalanan Sentra Batik Saji yang dimulai dari skala kecil di desa hingga merambah pasar internasional membuktikan bahwa produk budaya lokal bisa bersaing di kancah global.
"Produksi utamanya untuk lokal, tapi yang nasional hingga internasional juga ada, tapi kalau pesanan dari negara luar rata-rata mintanya Batik Eco-Print." ungkapnya di Sentra Industri Batik Saji pada Rabu, (2/10/2024)
Industri batik di Pacitan umumnya melibatkan para perajin perempuan, yang menjadikannya sebagai salah satu sektor penting untuk pemberdayaan ekonomi wanita di desa. Motif batik Pacitan seperti "Jiwa Agung" dan "Sekar Jagad" juga mencerminkan filosofi kehidupan masyarakat setempat, yang memiliki harapan akan kesejahteraan dan keharmonisan hidup.
Baca Juga : Cagub Jatim Luluk Nur Hamidah Janji Dorong Batik Pamekasan Lebih Maju
Di Hari Batik Nasional ini, kita diingatkan kembali akan pentingnya melestarikan warisan budaya, sekaligus berinovasi untuk menjadikan batik semakin dikenal di seluruh penjuru dunia. (Edwin Adji/Selvina Apriyanti)
Editor : Iwan Iwe