MALANG - Siapa sangka, ketelatenan seorang warga Malang, Dwi Rizki Setiawan, dalam memproduksi bakso instan kini membawanya ke pasar internasional.
Bakso instan Sritikah, olahan bakso khas Malang yang ia produksi, sukses menembus pasar Hong Kong, memenuhi kebutuhan para pekerja migran yang rindu cita rasa asli Malang. Setiap minggunya, sebanyak 12.000 porsi bakso ini dikirim ke sana.
Dwi mengaku ide bisnisnya muncul saat ia merasa kurang puas dengan cita rasa bakso di luar daerah. Ia kemudian terinspirasi untuk membuat bakso yang bisa dinikmati kapan saja, bahkan di luar negeri.
"Kita terinspirasi dari waktu viralnya bakso aci kemasan. Jadi dengan ide itu akhirnya kita membuat kemasan bakso Malang agar bisa dinikmati di manapun, di kota manapun atau mungkin di negara manapun," ungkap Dwi.
Setiap paket Bakso Sritikah dilengkapi dengan mi, bakso halus, tahu goreng, siomay, dan bumbu pelengkap yang membuatnya mudah dinikmati layaknya mi instan.
Dengan hanya menambahkan air mendidih dan merebus selama lima hingga tujuh menit, bakso siap disajikan dengan rasa autentik khas Malang. "Tagline kami 'Semudah membuat mi instan,'" kata Dwi.
Bakso Sritikah ini dapat bertahan hingga satu tahun dalam freezer, menjadikannya pilihan praktis dan tahan lama.
Selama pandemi COVID-19, produk ini justru makin diminati, dan kini Dwi telah memiliki 30 agen di Hong Kong yang rutin memesan produknya.
Bakso instan khas Malang ini menjadi bukti bahwa kuliner lokal Indonesia bisa merambah pasar dunia, bahkan di tengah pandemi dan tantangan logistik ekspor. (Ali Makhrus/Dhelfia Ayu)
Editor : Iwan Iwe