SURABAYA - Berkembangnya teknologi digital yang pesat di era saat ini, harus diimbangi dengan memahami etika dan keterampilan dalam proses pengumpulan data pada teknologi siber yang dapat mempengaruhi kehidupan. Hal ini disampaikan Akademisi Untag Surabaya, Supangat.
Supangat mengungkapkan, saat ini ada banyak kasus dalam teknologi siber seperti pelanggaran privasi data yang berakibat kerugian bagi pengguna, kemudian pencurian identitas menggunakan data pribadi secara tidak sah.
"Selain itu juga penyalahgunaan data oleh perusahaan tanpa persetujuan pengguna. Dalam hal ini maka pentingnya mengedepankan etika dalam teknologi siber," ungkap Supangat, Rabu (20/9/2023).
Selain untuk menjaga kerahasiaan data dan mencegah serangan siber, adanya etika dalam teknologi siber dapat membangun kepercayaan publik. Tak hanya itu, etika teknologi siber juga mengusung konsep transparansi.
Baca Juga : Akademisi Untag Surabaya Tekankan Etika Pengumpulan Data pada Teknologi Siber
"Artinya, menginformasikan pengguna mengenai pengumpulan data, penggunaan dan penyimpanan data secara jujur dan terbuka," kata pria yang juga menjabat sebagai Kepala Prodi Sistem dan Teknologi Informasi (Sistekin) Untag Surabaya tersebut.
Supangat menjelaskan bahwa ada sejumlah etika penggunaan data secara pribadi yang bisa dilakukan, pertama adalah menjaga kerahasiaan data. Artinya, menjaga kerahasiaan data dan informasi pribadi dan menggunakan data sesuai hak dan persetujuan pemilik.
Kedua, keterbukaan informasi. Yakni memberikan informasi yang jelas dan terbuka tentang penggunaan data dan penyimpanan data pribadi. Ketiga, bertanggung jawab atas dampak yang ditimbulkan dari penggunaan data pribadi dari yang tidak etis.
Di sisi lain, peusahaan juga wajib menerapkan etika dalam penggunaan data, di antaranya harus izin dan persetujuan. "Maksudnya, perusahaan harus mendapatkan izin dan persetujuan sebelum mengumpulkan data pribadi pengguna," ujarnya.
Kemudian, transparansi penggunaan. Yakni menjelaskan tujuan dan cara penggunaan data yang dikumpulkan secara jelas dan transparan.
"Lalu, terkait keamanan data. Ini memastikan keamanan dan perlindungan data yang telah dikumpulkan dari serangan atau akses yang tidak sah," kata Supangat.
Di samping itu, terdapat juga upaya-upaya untuk menjaga etika dan pengumpulan data. Pertama, tentang kode etik, dimana menerapkan dan mengikuti kode etik dalam pengumpulan dan penggunaan data. Kedua, pengecekan keamanan data. Ini memastikan perlindungan data dengan penggunaan teknologi keamanan yang tepat.
"Dan ketiga, pendidikan dan pelatihan. Di situ, mengedukasi dan melatih individu tentang etika dalam pengumpulan data pada teknologi siber," terangnya.
Supangat menambahkan, bahwa profesional dalam teknologi informasi itu harus menghormati prinsip etika dalam pekerjaannya. Hal ini termasuk dalam pembuatan dan penggunaan programnya.
"Karena itu, penting untuk memprioritaskan berbagai aspek dalam menerapkan etika dalam teknologi siber," tandas Pakar IT Untag Surabaya tersebut.(Selvi Wang)
Editor : M Fakhrurrozi