SURABAYA - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jawa Timur kembali berhasil mengidentifikasi satu jenazah korban ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, pada Sabtu, 11 Oktober 2025.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokes) Polda Jawa Timur, Kombes Pol M. Khusnan Marzuki, menyebut, identifikasi dilakukan melalui pemeriksaan DNA dan rekonsiliasi gigi antara data antemortem dan postmortem. Hasilnya cocok dengan data milik Muhammad Ridwan Sahari, santri berusia 14 tahun asal Bendul Merisi, Surabaya.
“Proses identifikasi hari ini dilakukan dengan metode DNA dan odontologi forensik. Hasil pencocokan menunjukkan kesesuaian yang kuat antara data ante-mortem keluarga dan post-mortem korban,” kata Kombes Pol M. Khusnan Marzuki di RS Bhayangkara Surabaya.
Baca Juga : Isak Tangis Sambut Jenazah Santri Asal Bangkalan Korban Ponpes Al Khoziny
Setelah proses identifikasi dinyatakan lengkap, jenazah Muhammad Ridwan Sahari langsung diserahkan kepada pihak keluarga. Selanjutnya, jenazah dibawa ke Pamekasan, Madura, yang merupakan daerah kelahirannya, untuk dimakamkan di sana.
Dengan tambahan satu korban yang berhasil teridentifikasi hari ini, total 51 jenazah kini sudah diketahui identitasnya dari 67 kantong jenazah yang diterima tim DVI. Sementara itu, masih terdapat 13 kantong jenazah yang belum teridentifikasi, termasuk bagian tubuh yang masih menunggu hasil pemeriksaan lanjutan.
Khusnan menjelaskan, lambatnya proses identifikasi terhadap sisa korban disebabkan oleh kondisi jenazah yang rusak dan degradasi sampel DNA, sehingga analisis memerlukan waktu lebih panjang.
Baca Juga : Cegah Kejadian Al Khoziny Terulang, Pemkab Ponorogo Akan Asesmen Bangunan Pesantren
“Kami terus berupaya maksimal agar semua korban bisa segera teridentifikasi dan diserahkan ke pihak keluarga,” ujarnya. (*)
Editor : A. Ramadhan