MAKKAH - Tim Amirulhaj siap mengawal dan mengevaluasi langsung pelaksanaan puncak ibadah haji atau Armuzna (Arafah, Muzdalifah, dan Mina) yang akan berlangsung pada Kamis, 5 Juni 2025. Dipimpin Menteri Agama Nasaruddin Umar, tim ini menjalankan misi penting untuk memastikan seluruh aspek teknis dan pelayanan jemaah berjalan optimal.
Fokus utama tim Amirulhaj adalah menilai kesiapan sistem layanan haji baru yang tahun ini melibatkan delapan syarikah (perusahaan penyedia layanan), menggantikan model tunggal yang digunakan pada tahun-tahun sebelumnya.
“Ini pembelajaran buat kita nanti, terutama untuk mempersiapkan jemaah haji dengan konsep syarikat non-tunggal seperti tahun-tahun akan datang,” ujar Nasaruddin.
Ia menegaskan bahwa kerja keras petugas haji Indonesia patut diapresiasi karena mampu mengurai berbagai tantangan teknis yang muncul di lapangan.
“Tentu dengan segala konsekuensinya. Tapi alhamdulillah, kejeniusan teman-teman yang bertugas di sini mampu melakukan ijtihad (upaya keras) yang cukup berani dan membuat banyak potensi masalah berat bisa terselesaikan lebih cepat dari yang diperkirakan,” pujinya.
Tim Amirulhaj tidak hanya terdiri dari pejabat Kementerian Agama, tetapi juga melibatkan unsur lintas sektor seperti tokoh masyarakat, tenaga kesehatan, serta perwakilan TNI dan Polri. Mereka bertugas mengevaluasi langsung pelayanan, logistik, dan sistem pengamanan.
“Misalnya Kepala BPOM akan berkoordinasi dengan BPOM Saudi Arabia, Jenderal Dudung akan mengoordinasikan petugas dari unsur TNI-Polri, melihat sistem pengamanan seperti apa,” jelas Nasaruddin.
Semua hasil pemantauan dan kunjungan lapangan akan didokumentasikan dalam satu “buku besar” pelaksanaan haji dari A sampai Z. Laporan ini akan disampaikan kepada Presiden RI sebagai penanggung jawab utama penyelenggaraan haji, sebagaimana diatur dalam undang-undang.
“Kami akan mencatat semua hasil kunjungan, memfotonya, membukukannya. Ini untuk melengkapi laporan kepada presiden yang menjadi penanggung jawab utama sesuai undang-undang,” tegasnya.
Selain evaluasi teknis, tim juga menyiapkan sejumlah opsi pengembangan jangka panjang, termasuk wacana pembentukan perkampungan haji Indonesia di Arab Saudi.
“Pak Presiden suka kalau banyak opsi. Kalau hanya satu-satunya berarti tidak ada kesempatan untuk memilih yang terbaik,” ujar Nasaruddin.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga reputasi Indonesia sebagai salah satu negara penyelenggara haji terbaik di dunia.
“Setiap tahun, Indonesia selalu mendapat predikat teladan. Walaupun jemaah kita paling banyak, alhamdulillah pelaksanaannya tetap rapi. Ini harus terus kita pertahankan,” tuturnya.
Sebelumnya, tim Amirulhaj tiba di Arab Saudi pada Kamis malam (29/5). Esok paginya, tim langsung menggelar rapat koordinasi bersama Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di Kantor Urusan Haji (KUH). Pada Jumat malam, tim melanjutkan perjalanan ke Makkah untuk melaksanakan umrah sekaligus memulai pemantauan di lapangan. (Dhimas Ginanjar)
Editor : A. Ramadhan