SURABAYA - Proximity Indonesia sebagai lembaga penelitian kebijakan dan opini publik yang bersifat non-profit, merilis hasil survei terbaru yang mengungkap prefensi pemilih dan peluang elektoral calon dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2024.
Survei dilakukan pada seluruh masyarakat Jawa Timur yang memiliki hak pilih mulai 8-14 Juli 2024 di 38 kabupaten. Penelitian ini menarik dilakukan guna mengukur peluang elektoral dari masing-masing calon berdasarkan preferensi pemilih dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi keputusan pemilih.
Metode pengambilan data dilakukan melalui wawancara tatap muka (face to face interview) terhadap 800 responden yang dipilih menggunakan metode acak bertingkat (multistage random sampling) dengan tingkat kesalahan/Margin of Error (MoE) 3,46% dan tingkat kepercayaan 95%.
Hal ini berarti hasil penelitian ini dapat dianggap representatif dari keseluruhan populasi pemilih di Jawa Timur dengan akurasi yang tinggi. Sumber dana penelitian ini adalah mandiri.
Baca Juga : Survei Proximity Indonesia: Elektabilitas Subandi Tertinggi di Pilkada Sidoarjo
Terdapat beberapa temuan utama dalam survei ini. Ihwal popularitad dari 18 tokoh yang dtanyakan dalam pertanyaan tertutup, Khofifah Indarparawansa menjadi tokoh paling dikenal/popular dengan presentase lebih dari 98,00 persen, lalu Emil Dardak (85,5%), Tri Rismaharini (84,3%), Muhaimin Iskandar/Cak Imin (82,6%). Sementara nama lainnya mendapatkan presentease di bawah 30 persen.
Kemudian, pada pertanyaan terbuka(top of mind)tokoh/sosok yang dinilai maju menjadi bakal calon gubernur Jawa Timur, Khofifah Indarparawansa 17,50% dan Tri rismaharini (4,20%). Sementara nama/tokoh lainya mendapatkan presentase di bawah 2 persen.
Berdasarkan hasil survei, terdapat kandidat yang menunjukan dominasinya dalam perolehan dikungan pemilih baik pada pertanyaa terbuka, tertutup bahkan simulasi beberapa calon kandidat. Terkait dukungan responden terhadap tokoh yang diharapkan menjadi calon Gubernur Jawa Timut, secara spontan (pertanyaan terbuka) responden memilih Khofifah Indarparawansa dengan presentase 14,00 persen dan Tri Rismaharini (6,60%). Sedangkan nam lainnya hanya mendapatkan dukungan di bawah 5 persen.
Baca Juga : Survei Proximity Indonesia: Anies, Ahok, dan Ridwan Kamil Unggul di Pilkada Jakarta
Pada pertanyaan tertutup terkait elektabilitas (tingkat keterpilihan) terhadap 18 tokoh yang berpeluang maju sebagai gubernur Jawa Timur, Khofifah Indarparawansa unggul dengan 55,80 persen dan oleh Tri Risamaharini (21,80%). Sementara nama lainnya mendapatkan presentase dukungan di bawah 5 persen.
Kemudian, pertanyaan tertutup terkait simulasi 12 nama/tokoh yang dipilih menjadi gubernur Jawa Timur. Khofifah Indarparawansa yang seorang petahana, masih menjadi tokoh yang paling bayak mendapatkan dukungan dengan presentase 58,50%. Dalam simulasi delapan dan lima calon pun Khofifah Indarparawansa masih tetap unggul dengan presentase lebih dari 50 persen.
Simulasi juga dilakukan terhadap sepuluh nama tokoh potensial, sebagai wakil gubernur Jawa Timur, Emil Dardak menjadi tokoh yang unggul dengan presentase 59,50 persen, disusul oleh KH. Marzuki Mustamar (5,90%), Abdullah Azwar Anas (2,30%) dan Thoriqul Haq (2,10%). Adapun nama lainnya mendapatkan presentse kurang dari 5 persen. Dalam simulasi elektabilitas tujuh dan lima calon sebagai wakil gubernur, nama Emil Dardak masih menjadi yang terunggul mengalahkan nama lainya dengan presentase di atas 50 persen.
Baca Juga : Survei Proximity: Yuhronur Effendi Paling Populer di Pilkada Lamongan 2024
Faktor-faktor yang memengaruhi keputusan pemilih yaitu program kerja kandidat, yang memiliki pengaruh cukup dominan atas pilihan pemilih dengan presentase sebesar 70,10 persen dan pemberian sembako/uang mendapatkan presentase sebesar 7,50 persen, kader/cagub/cawagub yang ditampilkan (6,60%) dan pimpinan/tokoh partainya (6,10%). Sementara faktor lain mendapatkan presentase kurang dari lima persen.
Latar belakang calon juga dapat memengaruhi prefrensi pemilih di mana latar belakang politisi memiliki daya tarik dukungan dari pemilih dengan presentase sebesar 29,80 persen, profesional (20,90%) dan tokoh masyarakat (18,60%).
Tidak hanya itu, media kampanye calon dalam pemilihan gubernur Jawa Timur memiliki pengaruh signifikan dalam menentukan preferensi pemilih dengan presentase lebih dari 50 persen untuk seluruh bentuk model kampanye baik media televisi, media luar dan media sosial.
Hasil survei menunjukan bahwa kinerja Gubernur Jawa Timur Khofifah Indarparawansa menunjukkan adanya tren positif dengan tingkat kepuasan masyarakat sebesar lebih dari 70 persen (cukup puas 47,90% dan sangat puas 28,20%). Hasil yang sama juga terjadi pada Wakil Gubernur Emil Dardak yang mendapatkan presentase kepuasaan sebesar lebih dari 70 persen (cukup puas 47,40% dan sangat puas 27,00%).
Masyarakat sepakat bahwa Provinsi Jawa Timur menjadi makin baik dalam era kepemimpinan Khofifah Indarparawansa dan Emil Dardak dengan penilaian sebesar 68,10 persen. Program Pemprov Jawa Timur yang dinilai cukup berhasil adalah Jatim Sejahtera/PKH Plus (34,00%), Jatim Cerdas dan Sehat (10,20%) dan Jatim Akses (10,10%).
Sedangkan program lainnya mendapatkan presentase di bawah lima persen. Lebih lanjut, masyarakat menilai masalah kemiskinan (53,00%) dan masalah pengangguran /penyedian lapangan kerja (14,00%) dan pembangunan infrastruktur (10,60%) menjadi masalah yang perlu mendapatkan perhatian serius.
Survei ini menunjukkan bahwa Khofifah Indarparawansa memiliki peluang elektoral yang sangat kuat dalam Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2024. Emil Dardak juga menunjukkan peluang yang besar sebagai calon wakil gubernur. Berdasarkan beberapa indikator, Khofifah Indar Parawansa dan Emil Dardak secara konsisten muncul sebagai kandidat dengan popularitas dan elektabiltas tertinggi.
Peluang kemenangan pasangan Khofifah Indarparawansa dan Emil Dardak dalam Pilgub Jawa Timur sangat tinggi dengan presentase di atas 60 persen di setiap simulasi pasangan calon gubernur-wakil gubernur Jawa Timur, mengingat rekam jejak dan popularitas keduanya. Namun, pasangan ini harus mewaspadai tantangan serius dari pasangan Tri Rismaharini dan KH. Marzuki Mustamar yang juga memiliki basis dukungan kuat dan pengalaman politik yang mumpuni.
Program kerja dan media kampanye menjadi faktor utama yang dapat mempengaruhi keputusan pemilih, sementara masalah kemiskinan dan pengangguran menjadi isu utama yang perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah. Penelitian ini memberikan gambaran jelas tentang peluang elektoral calon dengan menyoroti preferensi pemilih yang cenderung mendukung petahana dengan program kerja konkret dan rekam jejak jelas.(*)
Editor : M Fakhrurrozi