SURABAYA - Sosiolog dari kampus Unair Surabaya, Bagong Suyanto, menilai kebijakan pembongkaran tugu perguruan silat dapat mengurangi hingga menetralisir garis segregasi sosial atau pemisahan sosial antar kelompok perguruan silat.
Bagong menjelaskan, keberadaan tugu itu sebenarnya untuk memperkuat garis segregasi sosial antar kelompok perguruan silat yang berbeda, yang artinya untuk mempertegas keberadaan perguruan silat di kawasan tertentu.
“Pertikaian antar perguruan silat itu sudah lama terjadi dan bersifat turun temurun. Para anggota perguruan hanya melanjutkan pertikaian yang dimulai sejak dulu. karena itu, keberadaan tugu diperlukan bagi tiap perguruan silat,” ucap Bagong.
Pembongkaran tugu, lanjut Bagong, dapat mengurangi segregasi yang makin kuat dengan menghilangkan identitas masing-masing kelompok sehingga dapat menetralisir keadaan lingkungan sekitar.
Baca Juga : Korban Pengeroyokan Pesilat Dikenal Pendiam
Selain pembongkaran tugu, Bagong juga menyarankan agar pihak-pihak terkait seperti pemerintah dan aparat juga melakukan pendekatan dan sosialisasi pada perguruan silat dari jajaran atas hingga bawah. Selain itu juga memfasilitasi pertemuan pihak-pihak terkait agar dapat dihasilkan titik temu. (Selvy Wang)
Editor : Iwan Iwe