Menu
Pencarian

Sarasehan Kebangsaan GMNI Jatim, Denny Wicaksono: Saatnya Perbarui Semangat Ideologis

Ayul Andhim - Minggu, 8 Juni 2025 18:00
Sarasehan Kebangsaan GMNI Jatim, Denny Wicaksono: Saatnya Perbarui Semangat Ideologis
Sarasehan Kebangsaan yang digelar GMNI Jawa Timur di Balai Pemuda Surabaya, Minggu (8/6/2025) siang. (Foto: Ayul Adhim)

SURABAYA - Memperingati Bulan Bung Karno, Persatuan Alumni GMNI Jawa Timur menggelar Sarasehan Kebangsaan di Balai Pemuda Surabaya, Minggu (8/6/2025) siang.

Kegiatan bertajuk “Merawat Republik, Menguatkan Rakyat: Pancasila sebagai Jalan Kebangsaan” dihadiri Ketua PA GMNI Jawa Timur periode 2021–2026, Denny Wicaksono dan Plt Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak.

Dalam sambutannya, Denny Wicaksono, mengatakan forum ini menjadi ruang konsolidasi gagasan dan peneguhan arah gerakan nasionalis di tengah arus zaman yang kian kompleks.

“Intinya temu kangen, tapi sambil berdiskusi kecil untuk merumuskan kembali arah pergerakan kita, khususnya kader-kader GMNI di seluruh Jawa Timur,” ujarnya.

Bagi Denny, peringatan Bulan Bung Karno bukanlah seremoni simbolik, melainkan momentum memperbarui semangat ideologis, agar Pancasila tidak berhenti sebagai jargon, tetapi menjadi praksis sosial dan politik dalam kehidupan sehari-hari.

“Kalau dulu Marhen itu petani kecil yang tertindas, hari ini Marhen adalah kelompok-kelompok kecil masyarakat yang menerima ketidakadilan,” ujarnya.

Transformasi makna ini, lanjut Denny, mencerminkan elastisitas Marhaenisme yang tetap berpijak pada kerakyatan meski zaman telah berganti.

Di tengah realitas politik yang kerap diwarnai oleh pragmatisme dan kaburnya garis ideologis, GMNI ingin menegaskan sikap.

“Kami selalu memberi ruang pada kader untuk melakukan pengawasan dan mendengar suara masyarakat. Karena seringkali program yang tujuannya baik, pelaksanaannya tidak berjalan dengan baik,” katanya.

Denny menambahkan, kritik terhadap pemerintah, merupakan bagian dari loyalitas terhadap rakyat, bukan bentuk pembangkangan.

Pesan senada disampaikan Plt Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak, yang hadir sebagai tamu kehormatan. Emil mengingatkan bahwa pemikiran Bung Karno tetap relevan untuk menjawab tantangan masa kini, khususnya dalam konteks ekonomi dan teknologi.

“Kita hari ini seringkali hanya terhimpit oleh masalah ekonomi, tapi realita itu sebenarnya bisa dijawab juga dengan prinsip,” kata Emil.

Emil menyoroti bahwa perubahan besar seperti otomatisasi dan kecerdasan buatan menuntut pembacaan ulang terhadap ideologi pendiri bangsa.

“Kalau dulu pendekatannya pada buruh dan tani, hari ini justru orang galau karena pekerjaan diambil alih mesin dan AI,” tambahnya.

Emil menilai, keberadaan kader GMNI yang tersebar di birokrasi, dunia usaha, dan parlemen mencerminkan daya hidup ideologi Bung Karno.

Namun, ia mengingatkan, nilai-nilai seperti toleransi dan gotong royong tidak otomatis terjaga tanpa usaha.

“Kadang kita bisa bersumbu pendek karena informasi yang belum tentu akurat. Jangan cepat menyimpulkan apa yang kita lihat di dunia maya sebelum kita tabayun sepenuhnya,” tegasnya.

Menurut Emil, keteladanan sosial dan pendidikan karakter adalah fondasi kebangsaan yang harus dijaga bersama.

“Memberikan keteladanan kepada anak-anak adalah upaya kolektif yang harus dijalankan lintas generasi. Di Jawa Timur, ini dirawat turun-temurun, tapi menjaganya tidak mudah,” ucapnya.

Pada akhirnya, sarasehan ini menjadi cermin bahwa Pancasila adalah jalan kebangsaan yang harus dijaga melalui dialog, pengawasan, dan keberanian bersikap. Bukan hanya dalam forum seminar, tetapi juga dalam tindakan nyata, termasuk saat harus menyuarakan kebenaran dari jalanan. (*)

Editor : M Fakhrurrozi






Berita Lain



Berlangganan Newsletter

Berlangganan untuk mendapatkan berita-berita menarik dari PortalJTV.Com.

    Cek di folder inbox atau folder spam. Berhenti berlangganan kapan saja.