SURABAYA - Pemerintah Kota Surabaya bergerak cepat memulihkan kondisi pasca kerusuhan dengan menggelar ikrar Jogo Suroboyo di Tugu Pahlawan, Kamis (5/9/2025) pagi.
Ikrar diikuti ribuan warga dari berbagai elemen masyarakat dan jajaran Forkopimda Kota Surabaya. Ikrar dipimpin Wali Kota Eri Cahyadi. Turut hadir Wakil Wali Kota Armuji, Komandan Kodaeral V/Surabaya Laksda TNI Ali Triswanto, Dandim 0830/Surabaya Kolonel Inf. Didin Nasruddin Darsono, M.Han., Wakapolrestabes Surabaya AKBP Muhammad Ridwan, Kepala Kejari Surabaya Ajie Prasetya, serta Ketua FKUB Kota Surabaya Dr. H. Muhammad Yazid.
Kegiatan diawali dengan menyanyikan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dilanjutkan doa bersama yang dipimpin Ketua FKUB Surabaya. Selanjutnya, menyanyikan lagu kebangsaan Ibu Pertiwi dan pembacaan Ikrar Jogo Suroboyo.
Dalam ikrar tersebut, ribuan warga membacakan lima poin utama, yakni menjaga Surabaya tetap aman dan rukun, menguatkan semangat gotong royong, menyampaikan aspirasi secara kritis tanpa provokasi, menolak segala bentuk kekerasan dan perusakan, serta bersatu dalam harmoni untuk menjaga Kota Surabaya dari anarkisme.
Dalam momen penuh haru itu, Wali Kota Eri Cahyadi sempat meneteskan air mata. Eri teringat dengan nasib para pedagang kecil yang menjadi korban imbas kerusuhan. Warung-warung terbakar, roda perekonomian mereka pun terguncang.
“Kalau kemarin ada pembakaran, mari lihat bagaimana kesedihan mereka yang usahanya ikut hancur. Kehadiran kita di bumi ini mestinya untuk saling menguatkan, memberikan manfaat, dan menyejahterakan,” tuturnya.
Dalam sambutannya, Walikota Eri Cahyadi menegaskan bahwa deklarasi damai ini merupakan bentuk komitmen bersama untuk menjaga marwah Surabaya sebagai Kota Pahlawan.
“Kota ini pernah terluka akibat aksi unjuk rasa yang berujung kerusuhan. Itu mencederai nilai perjuangan para pahlawan. Karena itu, hari ini kita berikrar untuk menjaga Surabaya tetap aman, damai, dan terhindar dari anarkisme,” ujar Eri Cahyadi.
Ia juga menekankan pentingnya semangat Pancasila sebagai perekat kebersamaan warga Surabaya.
“Kota ini dibangun dengan gotong royong tanpa ada kesombongan kelompok atau individu. Mari kita wujudkan Kampung Pancasila sebagai benteng agar Surabaya selalu terjaga dari segala bentuk provokasi dan perpecahan,” tambahnya.
menegaskan pentingnya menumbuhkan rasa persaudaraan dan kepedulian antarsesama warga. Ia menyinggung nilai luhur dalam ajaran agama, bahwa sebaik-baik manusia adalah yang mampu memberi manfaat bagi orang lain.
“Bumi Ibu Pertiwi ini dibangun dengan perjuangan, dengan darah para pejuang, dengan darah para ulama, dengan darah seluruh warga Kota Surabaya,” kata Eri.
Eri mengaku sempat menitikkan air mata saat melakukan ikrar. Ia teringat
Melalui Ikrar Jogo Suroboyo ini, Pemkot bersama masyarakat bersepakat menjaga keamanan, menjauhi provokasi, serta mengedepankan musyawarah dalam menyampaikan aspirasi.(*)
Editor : M Fakhrurrozi