BLITAR - Aksi unjuk rasa besar-besaran kembali terjadi di Blitar, para demonstran memenuhi area Alun-Alun untuk menyampaikan beberapa tuntutannya.
Ratusan orang yang tergabung dalam organisasi masyarakat Gerakan Pembaharuan Indonesia (GPI) melakukan konvoi sepeda motor sebelum berhenti tepat di utara Alun-Alun Kota Blitar, Senin (23/9/2024) siang.
Massa datang dengan membawa berbagai atribut seperti bendera dan sound system, tak henti-hentinya menyuarakan tuntutan mereka.
Sejumlah peserta aksi terlihat membawa kertas bertuliskan unek-unek mereka terhadap pemerintah daerah.
Spanduk berisi tuntutan pun turut dibentangkan, menambah suasana aksi yang semakin intens meskipun berlangsung tertib.
Koordinator lapangan aksi, Jaka Prasetya, menyampaikan bahwa inti dari tuntutan ini adalah agar pemerintah segera memulihkan kehormatan Pendopo Ronggo Hadinegoro, yang selama ini dianggap sebagai simbol kebesaran rakyat Blitar.
Mereka meminta pemerintah daerah membersihkan "orang-orang luar Blitar" yang diduga telah merugikan keuangan daerah.
"Kami hanya ingin memastikan agar pendopo tidak dikuasai oleh orang-orang dari luar Blitar" ungkapnya.
Diketahui, aksi ini berawal dari keresahan mereka atas kebijakan pemerintah daerah yang dianggap terlalu dikuasai oleh orang-orang luar daerah.
Meski Bupati Blitar saat ini sedang cuti dari tugas pemerintahannya, hal itu tak menghentikan massa untuk tetap menyampaikan tuntutan secara jelas dan tegas.
Aksi ini menjadi pengingat bagi pemerintah bahwa transparansi dan kepentingan rakyat harus tetap dijunjung tinggi, terutama dalam hal pengelolaan keuangan daerah.
Sementara itu, aksi unjuk rasa berlangsung dengan tertib hingga sore hari tanpa ada insiden berarti.
Meski demikian, Gerakan Pembaharuan Indonesia berkomitmen untuk terus mengawal isu ini hingga tuntutan mereka mendapat tanggapan dari Pemerintah Kabupaten Blitar.(Qithfirul Aziz/Selvina Apriyanti)
Editor : Iwan Iwe