PACITAN - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali merebak di Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Ratusan ekor sapi terinfeksi, bahkan 11 ekor diantaranya dilaporkan mati. Akibatnya, para peternak pun harus mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
Kasus PMK tersebar di 11 kecamatan di Pacitan, dengan jumlah total mencapai 379 kasus. Berdasarkan data dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Pacitan, sebanyak 322 sapi masih sakit, sementara 15 ekor mati dan 25 ekor terpaksa dipotong paksa. Sementara itu, 17 sapi dilaporkan sembuh.
Seperti yang terlihat di Lingkungan Plelen, Kelurahan Sidoharjo, Kecamatan Pacitan Kota. Sejumlah peternak juga mengungkapkan keluh kesah mereka. Salah satunya yang dialami Jarwanto, salah seorang pemilik ternak.
Jarwanto mengatakan bahwa dari sekitar 30 ekor sapi diwilayah tersebut, terdapat 8 ekor sapi diantaranya terjangkit PMK. Rinciannya, satu ekor sapi mati, empat sembuh, dan empat lainnya terpaksa dijual.
"Awalnya itu sehat, kemudian sakit terus disuntik sembuh, dan tambah lagi ada yang sakit satu mati, dan empat dijual," ungkapnya (7/1/2025).
Bahkan saat dijual, harga sapi yang terjangkit PMK pun turun drastis dari harga biasanya. Namun karena tak mau merugi lebih besar, para peternak terpaksa menjual dengan harga rendah.
"Harusnya bisa mencapai Rp 22 juta, tapi setelah terinfeksi PMK, harga jualnya cuma 8 sampai Rp 11 juta, " imbuh Jarwanto dengan nada kecewa.
Para peternak di Pacitan kini berharap agar Dinas terkait segera mengambil langkah konkret dalam menangani wabah PMK ini agar kerugian mereka tidak semakin besar. (*)
Editor : M Fakhrurrozi