Pemilihan Gubernur Jawa Timur 2024 ternyata cukup ramai dibicarakan, baik di media sosial maupun media konvensional. Hal ini menunjukkan bahwa pemilihan kepala daerah provinsi Jawa Timur ini berhasil menarik perhatian masyarakat dan menjadi topik hangat di dunia maya. Hal ini tidak lepas dari 3 calon gubernur yang semuanya perempuan.
Dengan merangkum 3 pasang calon kepala daerah tersebut selama bulan Agustus 2024, tercatat ada 193 kali penyebutan tentang pemilihan ini, dengan jangkauan di media sosial mencapai 580 ribu orang dan di luar media sosial sekitar 846 ribu orang. Penyebutan (mention) ini tercatat naik tinggi seusai keputusan MK hingga awal September ini.
Ini adalah sebuah pertanda baik dimana masyarakat cukup antusias dalam menyambut pesta demokrasi ini. Mengingat isu politik dinasti dan akrobat politik elit masih terus berlangsung, antusiasme masyarakat ini perlu dijaga agar keterlibatan secara aktif mampu menjaga kualitas penyelenggaran pemilihan kepala daerah ini. Pada gilirannya, legitimasi kepala daerah terpilih nantinya terjaga.
Yang lebih menggembirakan, sentimen positif lebih dominan daripada sentimen negatif. Adalah tanggung jawab tim sukses dan tim pemenangan setiap calon untuk terus mementaskan kampanye positif agar persepsi positif publik terhadap pemilihan kepala daerah ini terus terjaga. Hal ini penting untuk mengembalikan citra politik di republik ini yang belakangan kurang begitu menyenangkan karena akrobat politik para elit. Alangkah baiknya jika KPUD bisa menangkap informasi ini untuk keperluan sosialisasi.
Mengecualikan aplikasi dari Meta: YouTube, Twitter, dan TikTok menjadi platform utama yang digunakan masyarakat untuk membahas pemilihan ini. Sementara itu, sumbernya masih didominasi stasiun TV seperti Metro TV yang berperan penting dalam menyebarkan informasi ini. Format informasi berupa berita dan video juga mendominasi. Tidak mengherankan, mengingat berita tentang pemilihan kepala daerah saat ini masih mengenai kemunculan calon dan proses pendaftarannya. Akan sangat menarik melihat perkembangannya dalam 2-3 bulan selama masa pemilihan kepala daerah Jawa Timur berlangsung.
Tagar atau hashtag seperti #jawatimur, #pilkada2024, sering muncul di media sosial. Tim kampanye ataupun media kemudian bisa memanfaatkan informasi ini untuk memperbaiki strategi komunikasi mereka dan memastikan pesan-pesan kampanye tetap menjadi bahan pembicaraan. Informasi ini bisa menjadi panduan berharga bagi tim kampanye untuk merencanakan langkah-langkah selanjutnya menjelang hari pemilihan.
Di sisi lain, persepsi positif publik ini juga harus bisa ditangkap oleh platform digital dengan menyediakan kanal khusus untuk memfasilitasi suara pemilih. Persepsi ini harus terus didorong oleh para pemangku kepentingan, partai politik khususnya, dalam melakukan kewajibannya melakukan pendidikan politik yang bermartabat. (*)
Editor : Iwan Iwe