KOTA BATU - Debat Pilkada Kota Batu 2024 berhasil menghangatkan suasana Kota Batu Senin (21/10/2024) malam.
Adu gagasan, visi misi dan program tersaji dengan seru pada debat perdana itu.
Tampak dalam debat tersebut, terutama saat segmen ke empat dan kelima, paslon Nurochman-Heli Suyanto banyak dicecar pertanyaan dari paslon lain soal pertanian dan sampah.
Calon Wali Kota Batu , Nurochman bersyukur, jalannya debat perdana belangsung baik dan lancar. Adu gagasan, visi misi dan program telah dibawakan dengan totalitas.
Baca Juga : Pasca Debat Perdana, Paslon Nurochman-Heli Suyanto Optimis Dukungan Meningkat
“Di stage tentunya kita totalitas sebagai kandidat, namun saat istirahat, kita adalah sahabat,” kata Cak Nur usai debat perdana.
Dengan tidak mengesampingkan tema debat, yakni pariwisata, pertanian, agraria dan lingkungan hidup. Menurut Cak Nur, soal sampah dan pertanian menjadi topik paling hangat yang paling banyak dibicarakan saat ini.
“Bisa dilihat, soal sampah memang faktanya seperti demikian. Kemudian soal pertanian mayoritas penduduk Kota Batu adalah petani, sehingga ke depan, tentunya butuh kebijakan yang benar-benar berpihak kepada petani,” katanya.
Baca Juga : Paslon NH Tekankan Pentingnya Database Irigasi hingga Perusda Penanganan Sampah
Sebagai seorang anak petani, apabila kedepan pihaknya terpilih memimpin Kota Batu, maka salah satu arah kebijakan paslon ini adalah untuk pertanian. Menyusul mayoritas penduduk Kota Batu adalah bertani.
Lebih lanjut, warga Sumberejo ini juga menyampaikan, yang mendesak soal pertanian saat ini adalah tentang data base irigasi. Apabila data base irigasi tidak jelas, tentunya air tidak akan sampai ke sawah-sawah petani.
Kemudian ada kesenjangan tentang produksi pertanian dan pasar. Dimana banyak petani yang mengeluh harga jual ketika panen tidak sesuai dengan modal yang dikeluarkan.
Baca Juga : Depat Publik Perdana Kota Batu
“Kami akan mengatasi permasalahan tersebut dengan membuat perusahaan daerah. Supaya petani saat panen ada pasar atau pembeli dengan harga yang sesuai. Mewujudkan hal itu, tentunya kami akan lakukan kerjasama dengan perusahaan-perusahaan,” paparnya.
Kemudian mengatasi persoalan sampah di Kota Batu, paslom Wong Mbatu Nyell turut menawarkan sejumlah opsi. Salah satunya dengan membuat perusahaan daerah, agar permasalahan sampah bisa diatasi secara profesional.
“TPS3R tetap akan dilanjutkan dengan pendampingan, subsidi dan insentif. Ini kami lakukan, karena fakta di lapangan kelompok swadaya masyarakat (KSM) di desa masih kesulitan operasional, maka dari itu pemerintah harus hadir,” jelasnya.
Baca Juga : Jelang Debat Pilkada Batu, Paslon Krida : Bukan Ajang Menjatuhkan
Kehadiran pemerintah diperlukan untuk memberikan apresiasi dan kebijakan yang betul-betul berpihak kepada para pahlawan sampah. “SOP juga harus ditentukan, sehingga tidak hanya sekedar program di lempar tanpa adanya pendampingan dan SOP,” imbuhnya.
Seperti diketahui, tensi debat semalam sempat menghangat, tepatnya ketika paslon ini dilempar pertanyaan soal pertanian dari paslon lain. Menyikapi hal ini, Heli Suyanto menyampaikan, jika tensi yang sempat menghangat itu dimungkinkan karena dinamika debat.
“Namanya saja sudah debat. Mungkin ada sanggahan-sanggahan, terutama saya sebagai petani, mungkin kalau ada pertanyaan yang mendeskriditkan tentang petani, sebagai naluri seorang petani pasti saya membela diri dan membela petani,” tutur Heli.
Jadi, lanjut Heli, yang disampaikan soal penggunaan air Hippam dan Hippa jangan disamaratakan. Karena Hippa penggunaan air untuk pertanian, sedangkan Hippam penggunaan air untuk air minum. (*)
Editor : M Fakhrurrozi