TRENGGALEK - Kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) kembali melanda Kabupaten Trenggalek dengan jumlah sapi yang terjangkit mencapai 79 ekor. Sejak akhir tahun 2024 lalu, kasus PMK di daerah ini mengalami lonjakan signifikan. Penyebaran penyakit ini ditemukan di tujuh kecamatan, yakni Gandusari, Tugu, Suruh, Karangan, Dongko, Pogalan, dan Kota Trenggalek.
Menurut Dinas Peternakan Trenggalek, penyebaran PMK disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain kondisi cuaca yang tidak menentu, kurangnya kebersihan pada ternak, serta yang paling mendominasi adalah lalu lintas hewan ternak yang tidak terkendali. Semua faktor ini berkontribusi pada meningkatnya jumlah kasus PMK di wilayah tersebut.
Gejala umum yang muncul pada ternak yang terjangkit PMK antara lain luka pada mulut dan kuku, demam tinggi, serta penurunan nafsu makan. Dari 79 sapi yang terinfeksi, tiga ekor terpaksa dipotong paksa karena kondisi yang sangat parah, sementara satu sapi lainnya dilaporkan mati.
Saat ini, petugas Dinas Peternakan Trenggalek sedang melakukan pengobatan intensif terhadap sapi-sapi yang terjangkit PMK. Namun, untuk menanggulangi penyebaran penyakit ini lebih lanjut.
Baca Juga : Jumlah Kasus PMK di Ngawi Meningkat, 91 Ekor Ternak Mati
Ririn Hari Setiani, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Trenggalek mengatakan pihak dinas mengimbau pemerintah pusat untuk segera menyediakan stok vaksin PMK sebagai langkah pencegahan yang lebih efektif.
“Kami berharap agar pemerintah pusat kembali menyediakan vaksin PMK, agar peternak bisa melaksanakan vaksinasi secara massal sebagai upaya pencegahan. Kami juga terus memberikan pengobatan pada sapi-sapi yang terinfeksi, meskipun penanganannya membutuhkan waktu,” ujarnya.
Dinas Peternakan Trenggalek juga meminta agar para peternak lebih waspada dan menjaga kebersihan kandang serta lingkungan ternak untuk meminimalkan risiko penyebaran penyakit PMK lebih luas. (Hammam Defa)
Editor : JTV Kediri