Pernahkah kamu sadar, hampir semua hantu terkenal di Indonesia itu perempuan? Ada Kuntilanak yang suka tertawa melengking di tengah malam, Sundel Bolong dengan lubang di punggungnya, Suster Ngesot yang menyeramkan di rumah sakit, sampai Nyi Roro Kidul sang penguasa laut selatan. Kenapa begitu?
Jawabannya ternyata berkaitan erat dengan sejarah, budaya, dan cara masyarakat kita memandang perempuan.
Sejak dulu, perempuan sering ditempatkan dalam posisi yang rentan. Dalam banyak legenda, mereka menjadi korban pengkhianatan, kekerasan, atau ketidakadilan. Saat meninggal dalam keadaan tragis, masyarakat percaya arwah mereka tidak tenang dan berubah menjadi sosok menakutkan.
Maka lahirlah kisah-kisah seperti Sundel Bolong perempuan yang mati hamil dan dipermalukan, atau Kuntilanak perempuan meninggal saat melahirkan, yang arwahnya menjerit di malam hari.
Baca Juga : Girls vs Women: Beda Kata, Beda Makna?
Tapi menariknya, di balik wujud menyeramkan itu, banyak hantu perempuan justru punya sisi “manusiawi”. Mereka tidak selalu jahat, kadang justru ingin didengar. Seperti Wewe Gombel, yang menculik anak-anak bukan untuk menyakiti, tapi melindungi mereka dari orang tua yang lalai.
Sosok-sosok ini seakan menjadi simbol perempuan yang tidak sempat bersuara saat hidup, lalu akhirnya “bersuara” lewat ketakutan.
Dari sisi lain, unsur visual juga punya pengaruh. Rambut panjang, baju putih, dan wajah pucat dianggap simbol kesedihan dan duka dan semua itu mudah dikaitkan dengan sosok perempuan. Sementara figur laki-laki dalam kisah mistis lebih sering tampil sebagai demon, siluman, atau penjaga, bukan arwah gentayangan.
Baca Juga : 7 Aplikasi yang Harus Dimiliki Setiap Wanita: Solusi Praktis untuk Kehidupan Sehari-hari
Jadi, kalau kita pikir-pikir, mungkin hantu-hantu perempuan di Indonesia tidak hanya sekadar untuk menakut-nakuti. Mereka adalah cermin dari luka dan kisah kelam yang diwariskan budaya. (Nevenia)
Editor : M Fakhrurrozi