MAGETAN - Menjelang masuknya tahun ajaran baru, para pedagang perlengkapan sekolah di Pasar Gorang Gareng, Kabupaten Magetan, mengaku mengalami penurunan penjualan yang cukup drastis. Kondisi ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana biasanya momen seperti ini menjadi waktu panen rezeki bagi mereka.
Salah satu pedagang tas dan sepatu, Pak Gatot, menyebut tahun ini menjadi yang paling sepi selama dirinya berjualan. Lapaknya yang biasanya ramai pengunjung, kini tampak lengang, meskipun waktu masuk sekolah hanya tinggal beberapa hari.
"Tahun lalu seminggu sebelum masuk sekolah sudah ramai, sekarang malah sepi. Pendapatan turun banyak,” keluh Gatot.
Sepinya pembeli diduga karena berubahnya pola belanja masyarakat, terutama orang tua dan siswa yang kini lebih banyak memilih berbelanja perlengkapan sekolah secara online. Selain dinilai lebih praktis, belanja daring juga dianggap lebih murah, meskipun harus menunggu proses pengiriman.
Baca Juga : Tahun Ajaran Baru, Penjual Sepatu di Gresik Panen Cuan
Fenomena ini tentu menjadi tantangan tersendiri bagi pedagang di pasar tradisional, yang mulai kehilangan pembeli setia mereka. Tak hanya pedagang tas dan sepatu, pelaku usaha lain yang mengandalkan momen masuk sekolah juga merasakan dampaknya.
Para pedagang berharap adanya dukungan dan strategi dari berbagai pihak untuk menarik minat masyarakat kembali berbelanja di pasar tradisional. Selain itu, mereka juga berharap ada pelatihan atau bantuan dalam memanfaatkan platform digital agar bisa bersaing di era serba online.
“Kami sadar zaman sudah berubah. Tapi kami juga ingin tetap bertahan. Mungkin bisa dibantu agar kami juga bisa jualan online,” harap Gatot.
Perubahan pola belanja masyarakat di era digital memang tak terhindarkan. Namun, keberadaan pasar tradisional tetap penting sebagai pilar ekonomi rakyat, dan perlu terus dijaga keberlangsungannya.
Editor : JTV Madiun