PONOROGO - Saat musim panen, petani jagung di kabupaten Ponorogo resah dengan harga jagung yang rendah. Saat kunjungan di ponorogo menko PMK Muhajir Effendi mendorong pemerintah daerah untuk mengintervensi harga jagung. Pemda bisa mengendalikan harga jagung dengan wajar sehingga petani jangan sampai dirugikan.
Petani jagung di desa Prayungan kecamatan Sawoo Ponorogo menghadapi situasi sulit di musim panen tahun ini. Harga jagung turun drastic membuat para petani mengeluh.
Salah satu petani Mujiono menyatakan bahwa harga saat ini hanya Rp.4.450 per kilogram jauh dari harapan mereka yang menginginkan harga di atas Rp.6.000 per kilogram, masalah ini diperparah dengan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi.
Padahal kualitas jagung pada panen tahun ini bagus dimana dalam satu kotak lahan bisa menghasilkan kurang lebih 13 hingga 14 kwintal sekali panen.
Baca Juga : Pick-Up Tabrak Bengkel dan Kios di Ponorogo, Muatan Jeroan Ayam Berserakan di Jalan
Dalam acara panen raya jagung NK 212 di desa Prayungan, menko PMK RI Muhajir Effendy mendorong pemerintah daerah untuk mengintervensi harga jagung. Pemda bisa mengendalikan harga jagung dengan wajar, sehingga petani jangan sampai dirugikan.
Muhadjir meminta Pemda menyediakan anggaran untuk membeli jagung dari petani saat panen. Dukungan ini diharapkan bisa meningkatkan hasil produksi petani. Ia juga menyoroti bahwa Indonesia masih mengimpor jagung dari negara seperti Vietnam, Brazil dan Thailand sehingga optimalisasi produksi lokal perlu terus ditingkatkan.
Diketahui, jagung hibrida NK 212 yang ditanam di desa Prayungan adalah bantuan dari pemerintah pusat. Jagung tersebut ditanam di tiga lokasi, salah satunya di desa Prayungan, namun fakta di lapangan menunjukkan harga jagung di tingkat petani wilayah Ponorogo saat ini hanya Rp.4.450 per kg padahal sebelumnya bisa mencapai Rp.6.000 per kg.(Ega Patria).
Baca Juga : Hadiri Dialog Publik, Pasangan Ipong-Luhur Bahas Visi Pembangunan dan Isu Penggusuran Pasar
Editor : Ferry Maulina