PONOROGO - Grebeg Suro, gelaran budaya sakral tahunan di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, kembali digelar dengan nuansa yang lebih modern dan spektakuler. Tahun ini, untuk pertama kalinya, Grebeg Suro akan menampilkan teknologi video mapping yang akan memeriahkan pembukaan acara sekaligus menjadi daya tarik baru bagi wisatawan lokal maupun mancanegara.
Panggung utama yang sebelumnya didominasi warna hitam kini diubah menjadi putih untuk mendukung teknik visual video mapping. Teknologi ini memproyeksikan video pada permukaan tiga dimensi, menciptakan ilusi optik yang dinamis dan mengesankan.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora) Ponorogo, Judha Slamet Sarwo Edi, menyampaikan bahwa Grebeg Suro 2025 menjadi momentum penting. Selain sebagai ajang budaya, tahun ini Ponorogo kembali masuk dalam seleksi akhir Jejaring Kota Kreatif Dunia (UCCN) UNESCO.
“Mohon doa dan dukungan masyarakat Ponorogo, agar Reog dan kota kita makin dikenal dunia,” ujar Judha.
Antusiasme masyarakat terlihat tinggi. Rama, warga Kelurahan Singosaren, mengaku tak sabar menyaksikan pembukaan Grebeg Suro yang tahun ini dinilainya akan jauh lebih spektakuler dari sebelumnya.
Grebeg Suro 2025 juga menjadi pembuka Festival Nasional Reog Ponorogo (FNRP) ke-30 dan Festival Reog Remaja ke-21. Tahun ini, FNRP akan diikuti oleh 66 grup Reog dari berbagai daerah, meningkat signifikan dibanding tahun lalu yang hanya menghadirkan 37 grup.
Rangkaian Grebeg Suro akan berlangsung mulai 17 hingga 25 Juni 2025, dan akan dimeriahkan penampilan dari Massdho (Ahmad Ridho Nugroho), penyanyi asal Jawa Timur yang kini tengah naik daun.
Dengan kemasan acara yang semakin modern dan profesional, Grebeg Suro 2025 menjadi bukti bahwa budaya lokal bisa berkembang seiring zaman, sekaligus memperkuat posisi Ponorogo sebagai pusat budaya Reog dan calon kota kreatif dunia.
Editor : JTV Madiun