BOJONEGORO - Cuaca yang tidak menentu dalam sepekan terakhir membuat harga tembakau kering rajang di Kabupaten Bojonegoro anjlok. Di tingkat petani, harga tembakau kini hanya berkisar Rp40 ribu per kilogram, turun sekitar Rp3 ribu dari harga sebelumnya yang mencapai Rp 43 ribu per kilogram.
Penurunan harga tersebut dirasakan para petani di Desa Sroyo, Kecamatan Kanor, Bojonegoro. Hujan yang kerap turun belakangan ini dinilai memengaruhi kualitas tembakau, terutama saat proses penjemuran. Akibatnya, daun tembakau yang biasanya berwarna kuning keemasan kini berubah menjadi kehijauan, menandakan penurunan mutu hasil panen.
Salah satu petani, Majid, menjelaskan bahwa penurunan harga terjadi saat memasuki masa pemetikan kedelapan atau pemetikan daun atas. Menurutnya, kurangnya panas menyebabkan hasil rajangan tidak kering sempurna sehingga memengaruhi warna dan aroma tembakau.
“Kualitas tembakau menurun karena sering hujan. Warna tembakau jadi hijau, tidak kuning keemasan seperti biasanya. Akibatnya harga di tengkulak juga turun,” ujar Majid.
Baca Juga : Kemarau Basah Rusak Puluhan Hektar Tembakau di Lumajang, Petani Rugi Besar
Kondisi ini membuat para petani merasa resah. Mereka khawatir jika cuaca buruk terus berlanjut, harga tembakau bisa turun lebih dalam dan berdampak pada pendapatan mereka.
Meski begitu, para petani hanya bisa berharap cuaca segera membaik agar proses pengeringan kembali normal, kualitas tembakau meningkat, dan harga jual bisa stabil di pasaran. (Fadillah Putri)
Baca Juga : Harga Tembakau Turun Drastis, Petani Bondowoso Merugi
Editor : M Fakhrurrozi