SURABAYA - Sebanyak 47 lukisan Bung Karno ditampilkan di Kampus Untag Surabaya. Lukisan-lukisan tersebut sengaja dihadirkan untuk memperingati Bulan Bung Karno, dimana Presiden RI pertama itu lahir pada 6 Juni.
Pameran ini digelar Yayasan Perguruan Tinggi 17 Agustus 1945 (YPTA) mulai tanggal 6 hingga 14 Juni 2024, dan merupakan karya pelukis asal Kota Semarang, Hartono. Lukisan-lukisan tersebut dipajang di Plaza Proklamasi Untag Surabaya, dengan tema 'Sang Fajar'.
"Sang Fajar saya maknai bukan semata lahirnya seorang manusia, tapi lahirnya gagasan baru, pekerjaan baru, cara baru, ekonomi baru. Membuka spirit melalui lukisan ini," kata Hartono, Sabtu (8/6/2024).
Secara umum, lukisan tersebut bercerita tentang Bung Karno serta jejak-jejaknya. Misalnya penggambaran kecintaan Bung Karno terhadap wayang.
Baca Juga : Bulan Bung Karno, 47 Lukisan Sang Fajar Dipamerkan di Untag
"Pembuatan lukisan ini ada yang satu bulan, ada yang satu minggu, tergantung besar kecilnya. Paling lama lukisan judul Jas Merah. Hampir 4 bulan, karena lamanya menemukan konsep dan visualnya," jelasnya.
Lewat lukisan Jas Merah itu, harapannya pengunjung dapat terus mengingat tentang sejarah. Di sisi lain, lukisan ini sekaligus menjadi pengingatnya agar tak melupakan orang yang telah berjasa kepada dirinya.
"Jas Merah itu untuk mengingatkan saya juga bahwa jangan sampai lupa sama seseorang atau siapa yang pernah berjasa atau pernah menolong, supaya kita ingat pada yang lainnya," ujarnya.
Ia menambahkan, melalui setiap goresan lukisannya ini, dirinya berharap mahasiswa Untag Surabaya bisa mendapatkan informasi sekaligus ingat bahwa terdapat sosok Bung Karno yang bisa dipelajari. Selain itu membangkitkan rasa nasionalisme pada anak muda.
Sementara itu, Ketua Yayasan Perguruan 17 Agustus 1945 (YPTA) Surabaya J. Subekti berharap Untag Surabaya dapat menjadi kampus yang mampu mengobarkan kembali perjuangan Bung Karno.
"Kami ingin agar kampus Untag menyambut Sang Fajar. Kami ingin menyulut kembali api perjuangan Soekarno, bangsa Indonesia, agar tetap bisa menjadi negara yang diperhitungkan secara internasional," pungkasnya.(Selvi Wang)
Editor : M Fakhrurrozi