SURABAYA - Thai tea menjadi salah satu minuman yang banyak digandrungi masyarakat Indonesia. Tren bisnis thai tea di Indonesia dinilai masih prospek menjadikan pelaku usaha berani berinvestasi untuk mengembangkan jaringan bisnis ini secara masif.
Merujuk laporan Food and Agriculture Organization (FAO), konsumsi teh global meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2022, konsumsi teh mencapai 6,89 juta ton. Tahun ini, jumlah tersebut diperkirakan mencapai 7,44 ton. Nilai pasar teh dunia pun diperkirakan melonjak dari Rp 3,3 triliun pada 2022 menjadi sekitar Rp 4,4 triliun pada 2025.
Tren konsumsi ini disambut positif ChaTraMue. Produk thai tea nomor 1 asal Thailand melakukan ekspansi ke Indonesia. Surabaya menjadi kota pertama yang disasar produk thai tea legendaris yang telah berdiri sejak 1945 tersebut.
"Surabaya dipilih karena antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap tren kuliner, khususnya minuman autentik asal Asia," ungkap perwakilan ChaTraMue Indonesia, Tiffany Oscar saat pembukaan gerai pertama di Galaxy Mall 1 lantai 3, Surabaya, Sabtu (26/7/2025).
Tiffany menambahkan, sebelum pembukaan gerai pertama ini, ChaTraMue pernah ikut dalam sebuah event bazar yang digelar di Surabaya. Saat itu stan ChaTraMue yang dibuka selama 6 hari diserbu pembeli. Bahkan ada satu pembeli yang sampai memborong 100 gelas thai tea.
"Mereka open jastip ke kota-kota kecil gitu. Kami juga senang waktu itu karena bisa membuka ladang pekerjaan untuk orang lain. Makanya, kami melihat prospek Surabaya sangat bagus, ini kota terbesar kedua di Indonesia, daya beli masyarakat penyuka thai tea juga oke," tambahnya.
Di tengah persaingan bisnis thai tea yang ketat, ChaTraMue menawarkan cita rasa yang autentik. Tiffany mengatakan bahwa produknya beda karena semua bahan-bahan bakunya didatangkan langsung dari Thailand.
"Basically bunga teh kami dari Thailand, semua bahan-bahannya juga 100 persen dari sana. Jadi rasa tehnya kami jamin beda," kata Tiffany.
Total ada 21 varian rasa yang dijajakan ChaTraMue mulai dari original drinks, special drinks, hingga coffee series. ChaTraMue tidak asal-asalan saat memilih rasa yang ditawarkan untuk thai tea lovers Indonesia. Mereka melakukan riset mendalam dan matang sebelum akhirnya membawa varian rasa itu menembus pasar Indonesia.
"Ada beberapa menu di Thailand yang tidak kami pilih, karena disesuaikan dengan lidah orang Indonesia. Ada penyesuaian dengan selera konsumen di sini," ucapnya.
Saat ini ChaTraMue sudah punya 210 cabang di Thailand dan 80 cabang di berbagai negara. Surabaya bukan satu-satunya kota di Indonesia yang dibidik ChaTraMue.
Ke depan, ChaTraMue berencana melakukan ekspansi ke kota-kota besar lain. PT Kuliner Andalan Indonesia, selaku pemegang lisensi resmi ChaTraMue di Indonesia, menargetkan pembukaan 1.000 gerai di seluruh Indonesia dalam beberapa tahun mendatang.
"Kami optimistis, karena thai tea lovers di Indonesia ini memang luar biasa. Dengan prospek konsumsi teh yang terus tumbuh, kami juga berharap bisa membuka lapangan kerja baru di berbagai daerah," ujar Tiffany.
Soal harga, Tiffany juga yakin bahwa ChaTraMue bisa bersaing. Harga yang dibanderol mulai Rp 35 ribu dengan berbagai varian rasa.
"Selain itu selama opening ini kami punya promo spesial, pantengin terus Instagram kami @chatramueidnofficial. Seminggu ke depan kami pasti ada promo," pungkasnya.
Pembukaan gerai pertama ChaTraMue ini menarik perhatian thai tea lovers Surabaya. Antusiasme mereka terlihat dari antrean yang mengular di sisi kanan gerai.
Ridha Dinda, salah satu pembeli rela antre bersama adiknya untuk mencicipi rasa autentik ChaTraMue.
"Saya penasaran rasanya, dulu saat event bazar itu sempat ikut antre mau open jastip, tapi nggak kebagian. Banyak yang bilang rasanya beda, autentik bahan-bahannya dari Thailand, makanya saya coba antre lagi ini sekalian ngantar anak les," ucapnya. (*)
Editor : M Fakhrurrozi